a. letak
kelompok tani kapalo koto terletak di jorong koto tuo nagari panyalaian kec. x koto kab. tanah datar, berdiri sekitar tahun 1997 namun vakum bertahun-tahun lamanya dan baru kembali aktif januari 2011.
b. luas lahan dan posisi lahan
luas lahan kelompok lebih kurang 1 ha berada di atas sebuah bukit dengan kemiringan antara 10' sampai 30', berbentuk bedengan-bedengan bertingkat-tingkat.
sedangkan lahan anggota keseluruhannya sekitar 7,5 ha tersebar pada beberapa tempat di sekitar rumah makan sambalado dan rumah makan aia badarun, posisi lahannya umumnya lahan datar.
c. potensi
Baik lahan kelompok maupun lahan anggota berpotensi untuk dikembangkan berbagai jenis tanam-tanaman muda seperti wortel, lada, kacang-kacangan, dll. Di samping itu juga memilki padang rumput lahan bancah sekitar 1,5 ha sehingga berpotensi menjadi tempat pengembangan ternak seperti sapi, kambing atau kerbau. Potensi ini belum bisa sepenuhnya dikembangkan karena keterbatasan dana dan belum adanya bantuan atau pihak ketiga yang mau menjadi bapak angkat bagi kelompok tani ini.
d. Lahan kering dan lahan basah
lahan kelompok yang luasnya 1,2 ha semuanya merupakan lahan kering atau tanah padang yang telah memiliki bedengan-bedengan bertingkat-tingkat. sedangkan lahan anggota, umumnya berada pada lahan datar, dari luas 7,5 ha sekitar 70 % bisa di-airi atau bisa dijadikan persawahan sekalipun harus bergantian disebabkan terbatasnya jumlah air, dan 30 % lainnya berupa lahan kering tanpa bisa di-airi sedikitpun.
e. kepengurusan dan jumlah anggota
kepengurusan kelompok tani diketuai oleh Zulfaret st. intan sampono, wakil Mairizal Dt. Mangkuto Agam, sekretaris W. st. Rangkayo Batuah dan bendahara Edwar Dt. Panduko dan beberapa seksi disesuaikan dengan kebutuhan. Jumlah anggota seluruhnya sebanyak 17 orang, anggota aktif sebanyak 14 orang. kepengurusan ini telah memiliki legalitas melalui SK Wali Nagari Panyalaian No. 11 tahun 2011 tanggal 11 Mei 2011.
f. dana kelompok
dana kegiatan kelompok tani sampai sekarang berasal dari iuran anggota dan bantuan dari pemerintah. tahun ini kelompok tani kapalo koto mendapatkan bantuan pengembangan sayur organik (dengan komoditi utama tanaman wortel) sebanyak 20 juta dan telah dicairkan 10 juta pada tahap pertama, insya Allah mempersiapkan pencairan tahap kedua.
Kamis, 11 Agustus 2011
Kamis, 04 Agustus 2011
BETERNAK KAMBING
hARI KAMIS, 4 aGUSTUS 2011 sekolah lapangan organik (SLO) di kelompok tani kapalo koto memasuki pertemuan yang ke-6. Materinya berjudul cara beternak kambing, disampaikan oleh Pak Bakhtar penyuluh peternakan Panyalaian kec. X Koto . Beliau menyampaikan tentang jenis-jenis kambing lengkap dengan ciri-cirinya, penyakit kambing dan cara pengobatannya serta bagaimana bentuk kandang kambing yang baik.
Materi ini terasa sangat bermamfaat karena selama ini kami para petani telah melakukan cara yang salah sehingga ternak kami sering yang mati dan perkembangannya tidak maju-maju. tq pak bakhtar dan selamat ramadhan!
Materi ini terasa sangat bermamfaat karena selama ini kami para petani telah melakukan cara yang salah sehingga ternak kami sering yang mati dan perkembangannya tidak maju-maju. tq pak bakhtar dan selamat ramadhan!
Jumat, 08 Juli 2011
GERAKAN SEJUTA POHON
Kelompok Tani "Kapalo Koto" Panyalaian mendapat 150 batang bibit pohon kayu dari Dinas Kehutanan Provinsi Sumatera Barat, terdiri dari pohon surian, mahoni, sirsak dan jambu biji.
Program ini dilaksanakan dalam rangka mensukseskan gerakan sejuta pohon dan menjadikan lahan-lahan tidur menjadi lahan produktif baik di sekitar pekarangan rumah maupun lahan padang rumput yang sudah lama tidak tergarap.
Rencananya bibit pohon ini akan ditanam diarea lahan kelompok yang luas keseluruhan lebih kurang 2 hektar. Satu hektar dijadikan untuk pengembangan sayur organik dan 1 hektar yang di dalamnya sudah ada pohon-pohon bambu akan disisipi dengan pohon-pohon mahoni, sirsak, jambu biji dan surian.
Program ini dilaksanakan dalam rangka mensukseskan gerakan sejuta pohon dan menjadikan lahan-lahan tidur menjadi lahan produktif baik di sekitar pekarangan rumah maupun lahan padang rumput yang sudah lama tidak tergarap.
Rencananya bibit pohon ini akan ditanam diarea lahan kelompok yang luas keseluruhan lebih kurang 2 hektar. Satu hektar dijadikan untuk pengembangan sayur organik dan 1 hektar yang di dalamnya sudah ada pohon-pohon bambu akan disisipi dengan pohon-pohon mahoni, sirsak, jambu biji dan surian.
Sabtu, 02 Juli 2011
Tanam Perdana Wortel
Kelompok Tani "Kapalo Koto" Kamis, 30 Juni yang lalu mulai melakukan tanam perdana wortel sebagai komoditi utama pengembangan sayur organik. Tahap awal telah tertanam pada enam bedengan. Disamping itu, pondok belajar secara berangsur-angsur hampir selesai dikerjakan, harapannya pada pertemuan yang akan datang telah dapat digunakan. Adapun dana pengembangan sayur organik ini sampai saat ini belum dapat dicairkan karena harus menunggu rekomendasi dari Dinas Pertanian Kabupaten Tanah Datar. Sekiranya dana bantuan pengembangan sayur organik ini cair, maka program kegiatan dapat dilaksanakan secara efektif.
Sampai saat ini secara swadana dan swadaya tahapan-tahapan kegiatan tetap dilakukan sekalipun amat terbatas, seperti penyiapan lahan, pembuatan MOL, Pembuatan kompos, Pembuatan bungker tithonia dan pembuatan pondok belajar serta pembuatan taman tanaman organik seperti bungo cik ayam, pohon surian, sarai, galinggang gajah, sipadeh, kunyit dsb.
Sampai saat ini secara swadana dan swadaya tahapan-tahapan kegiatan tetap dilakukan sekalipun amat terbatas, seperti penyiapan lahan, pembuatan MOL, Pembuatan kompos, Pembuatan bungker tithonia dan pembuatan pondok belajar serta pembuatan taman tanaman organik seperti bungo cik ayam, pohon surian, sarai, galinggang gajah, sipadeh, kunyit dsb.
SLO (Sekolah Lapangan Organik)
Kamis, 23 Juni 2011 yang lalu, SLO (Sekolah Lapangan Organik)secara resmi mulai dilaksanakan oleh Kelompok Tani "Kapalo Koto" Jorong Koto Tuo Panyalaian Kec. X Koto Kab. Tanah Datar. Acara ini diresmikan oleh Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan Kab. Tanah Datar yang diwakili oleh Kepala UPTD kecamatan. Acara ini juga dihadiri oleh Wali Nagari Panyalaian yang diwakili Sekretaris Wali Nagari, Pak Wardi PPL Kecamatan dan Pak Mefri PPL Nagari. Dalam kata sambutannya Kepala UPTD Kecamatan menyampaikan harapan kiranya Sekolah Lapangan Organik ini dapat berjalan dengan lancar dan sukses, hal ini dapat dicapai apabila didasari oleh niat dan kerjasama yang baik untuk memperbaiki pola pertanian yang selama ini menggunakan pupuk kimia yang terbukti telah mengakibatkan kesuburan tanah menjadi berkurang. Begitu juga harapan pak Wali Nagari dengan adanya SLO ini dapat menjadi percontohan bagi para petani lainnya sehingga kesuburan tanah dapat dikembalikan.
Pada pertemuan kedua Kamis , 30 Juni 2011 kemaren disampaikan materi tentang Ekosistem tanam-tanaman dimana suatu tanaman memiliki hama dan musuh hama. Selanjutnya dilakukan identifikasi lapangan mana saja yang termasuk hama tanaman dan musuh hama. Pengetahuan tentang ekosistem ini berguna dalam menentukan jenis pengendali hama dan cara mengatasi hama tersebut dengan mengandalkan bahan lokal dan memperingan modal usaha.
Pada pertemuan kedua Kamis , 30 Juni 2011 kemaren disampaikan materi tentang Ekosistem tanam-tanaman dimana suatu tanaman memiliki hama dan musuh hama. Selanjutnya dilakukan identifikasi lapangan mana saja yang termasuk hama tanaman dan musuh hama. Pengetahuan tentang ekosistem ini berguna dalam menentukan jenis pengendali hama dan cara mengatasi hama tersebut dengan mengandalkan bahan lokal dan memperingan modal usaha.
Selasa, 10 Mei 2011
Budidaya sayuran organik
A. Pendahuluan
Sejak tahun 1990, isu pertanian organik mulai berhembus keras di dunia. Sejak saat itu mulai bermunculan berbagai organisasi dan perusahaan yang memproduksi produk organik. Di Indonesia dideklarasikan Masyarakat Pertanian Organik Indonesia (MAPORINA) pada tgl 1 Februari 2000 di Malang. Di Indonesia telah beredar produk pertanian organik dari produksi lokal seperti beras organik, kopi organik, teh organik dan beberapa produk lainnya. Demikian juga ada produk sayuran bebas pestisida seperti yang diproduksi oleh Kebun Percobaan Cangar FP Unibraw Malang. Walaupun demikian, produk organik yang beredar di pasar Indonesia sangat terbatas baik jumlah maupun ragamnya.
Pertanian organik dapat didefinisikan sebagai suatu sistem produksi pertanian yang menghindarkan atau mengesampingkan penggunaan senyawa sintetik baik untuk pupuk, zat tumbuh, maupun pestisida. Dilarangnya penggunaan bahan kimia sintetik dalam pertanian organik merupakan salah satu kendala yang cukup berat bagi petani, selain mengubah budaya yang sudah berkembang 35 tahun terakhir ini pertanian organik membuat produksi menurun jika perlakuannya kurang tepat.
Di sisi lain, petani telah terbiasa mengandalkan pupuk anorganik (Urea, TSP, KCl dll) dan pestisida sintetik sebagai budaya bertani sejak 35 tahun terakhir ini. Apalagi penggunaan pestisida, fungisida pada petani sudah merupakan hal yang sangat akrab dengan petani kita. Itulah yang digunakan untuk mengendalikan serangan sekitar 10.000 spesies serangga yang berpotensi sebagai hama tanaman dan sekitar 14.000 spesies jamur yang berpotensi sebagai penyebab penyakit dari berbagai tanaman budidaya.
Alasan petani memilih pestisida sintetik untuk mengendaliakan OPT di lahannya a.l. karena aplikasinya mudah, efektif dalam mengendalikan OPT, dan banyak tersedia di pasar. Bahkan selama enam dekade ini, pestisida telah dianggap sebagai penyelamat produksi tanaman selain kemajuan dalam bidang pemuliaan tanaman. Pestisida yang beredar di pasaran Indonesia umumnya adalah pestisida sintetik.
Sistem Pertanian Organik adalah sistem produksi holistic dan terpadu, mengoptimalkan kesehatan dan produktivitas agro ekosistem secara alami serta mampu menghasilkan pangan dan serat yang cukup, berkualitas dan berkelanjutan (Deptan 2002).
Sebenarnya, petani kita di masa lampau sudah menerapkan sistem pertanian organik dengan cara melakukan daur ulang limbah organik sisa hasil panen sebagai pupuk. Namun dengan diterapkannya kebijakan sistem pertanian kimiawa yang berkembang pesat sejak dicanangkannya kebijakan sistem pertanian kimiawi yang berkembang yang berkembang pesat sejak dicanangkannya Gerakan Revolusi Hijau pada tahu 1970-an, yang lebih mengutamakan penggunaan pestisida dan pupuk kimiawi, walaupun untuk sementara waktu dapat meningkatkan produksi pertanian, pada kenyataannya dalam jangka panjang menyebabkan kerusakan pada sifat fisik, kimia, dan biologi tanah, yang akhirnya bermuara kepada semakin luasnya lahan kritis dan marginal di Indonesia.
Sistem pertanian organik sebenarnya sudah sejak lama diterap kan di beberapa negara seperti Jepang, Taiwan, Korea Selatan dan Amerika Serikat (Koshino, 1993). Pengembangan pertanian organik di beberapa negara tersebut mengalami kemajuan yang pesat disebabkan oleh kenyataan bahwa hasil pertanian terutama sayur dan buah segar yang ditanam dengan pertanian sistem organik (organic farming system) mempunyai rasa, warna, aroma dan tekstur yang lebih baik daripada yang menggunakan pertanian anorganik (Park 1993 dalam Prihandarini, 1997).
Selama ini limbah organik yang berupa sisa tanaman (jerami, tebon, dan sisa hasil panen lainnya) tidak dikembalikan lagi ke lahan tetapi dianjurkan untuk dibakar (agar praktis) sehingga terjadi pemangkasan siklus hara dalam ekosistem pertanian. Bahan sisa hasil panen ataupun limbah organik lainnya harus dimanfaatkan atau dikembalikan lagi ke lahan pertanian agar lahan pertanian kita dapat lestari berproduksi sehingga sistem pertanian berkelanjutan dapat terwujud.
B. TEKNIK BUDIDAYA ORGANIK
Teknik Budidaya merupakan bagian dari kegiatan agribisnis harus berorientasi pada permintaan pasar. Paradigma agribisnis : bukan Bagaimana memasarkan produk yang dihasilkan, tapi Bagaimana menghasilkan produk yang dapat dipasarkan. Terkait dengan itu, teknik budidaya harus mempunyai daya saing dan teknologi yang unggul. Usaha budidaya organik tidak bisa dikelola asal - asalan, tetapi harus secara profesional. Ini berarti pengelola usaha ini harus mengenal betul apa yang dikerjakannya, mampu membaca situasi dan kondisi serta inovatif dan kreatif. Berkaitan dengan pasar (market), tentunya usaha agribisnis harus dilakukan dengan perencanaan yang baik dan berlanjut, agar produk yang telah dikenal pasar dapat menguasai dan mengatur pedagang perantara bahkan konsumen dan bukan sebaliknya.
Teknik budidaya organik merupakan teknik budidaya yang aman, lestari dan mensejahterakan petani dan konsumen. Berbagai sayuran khususnya untuk dataran tinggi, yang sudah biasa dibudidayakan dengan sistem pertanian organik, diantaranya : Kubis (Brassica oleraceae var. capitata L.), Brokoli (Brassica oleraceae var. italica Plenk.), Bunga kol (Brassica oleraceae var. brotritys.), Andewi (Chicorium endive), Lettuce (Lactuca sativa), Kentang (Solanum tuberosum L.), Wortel. (Daucus carota).
Sayuran ini, mengandung vitamin dan serat yang cukup tinggi disamping juga mengandung antioksidan yang dipercaya dapat menghambat sel kanker. Semua jenis tanaman ini ditanam secara terus menerus setiap minggu, namun ada juga beberapa jenis tanaman seperti kacang merah (Vigna sp.), kacang babi (Ficia faba), Sawi (Brassica sp) yang ditanam pada saat tertentu saja sekaligus dimanfaatkan sebagai pupuk hijau dan pengalih hama. Ada juga tanaman lain yang ditanam untuk tanaman reppelent (penolak) karena aromanya misalnya Adas.
2.1. Sejarah Singkat Bayam (Amaranthus spp)
Bayam merupakan tanaman sayuran yang dikenal dengan nama ilmiah Amaranthus spp. Kata "amaranth" dalam bahasa Yunani berarti "everlasting" (abadi). Tanaman bayam berasal dari daerah Amerika tropik. Tanaman bayam semula dikenal sebagai tumbuhan hias. Dalam perkembangan selanjutnya. Tanaman bayam dipromosikan sebagai bahan pangan sumber protein, terutama untuk negara-negara berkembang. Diduga tanaman bayam masuk ke Indonesia pada abad XIX ketika lalu lintas perdagangan orang luar negeri masuk ke wilayah Indonesia.
2.2. Sentra Penanaman
Pusat penanaman bayam di Indonesia adalah Jawa Barat (4.273 hektar), Jawa Tengah (3.479 hektar), dan Jawa Timur (3.022 hektar). Propinsi lainnya berada pada kisaran luas panen antara 13.0 - 2.376 hektar. Di Indonesia total luas panen bayam mencapai 31.981 hektar atau menempati urutan ke-11 dari 18 jenis sayuran komersial yang dibudidayakan dan dihasilkan oleh Indonesia. Produk bayam nasional sebesar 72.369 ton atau rata-rata 22,63 kuintal per hektar.
2.3. Jenis Tanaman
Keluarga Amaranthaceae memiliki sekitar 60 genera, terbagi dalam sekitar 800 spesies bayam (Grubben, 1976). Dalam kenyataan di lapangan, penggolongan jenis bayam dibedakan atas 2 macam, yaitu bayam liar dan bayam budidaya. Bayam liar dikenal 2 jenis, yaitu bayam tanah (A. blitum L.) dan bayam berduri (A. spinosus L.). Ciri utama bayam liar adalah batangnya berwarna merah dan daunnya kaku (kasap).
Jenis bayam budidaya dibedakan 2 macam, yaitu:
a. Bayam cabut atau bayam sekul alias bayam putih (A. tricolor L.). Ciri - ciri bayam cabut adalah memiliki batang berwarna kemerah-merahan atau hijau keputih - putihan, dan memilki bunga yang keluar dari ketiak cabang. Bayam cabut yang batangnya merah disebut bayam merah, sedangkan yang batangnya putih disebut bayam putih.
b. Bayam tahun, bayam skop atau bayam kakap (A. hybridus L.). Ciri - ciri bayam ini adalah memiliki daun lebar - lebar, yang dibedakan atas 2 spesies yaitu:
1) hybridus caudatus L., memiliki daun agak panjang dengan ujung runcing, berwarna hijau kemerah - merahan atau merah tua, dan bunganya tersusun dalam rangkaian panjang terkumpul pada ujung batang.
2) hibridus paniculatus L., mempunyai dasar daun yang lebar sekali, berwarna hijau, rangkaian bunga panjang tersusun secara teratur dan besar - besar pada ketiak daun.
Varietas bayam unggul ada 7 macam yaitu; varietas Giri Hijau, Giti Merah, Maksi, Raja, Betawi, Skop, dan Hijau. Sedangkan beberapa varietas bayam cabut unggul adalah Cempaka 10 dan Cempaka 20.
2.4. Manfaat Tanaman
Bayam merupakan bahan sayuran daun yang bergizi tinggi dan digemari oleh semua lapisan masyarakat. Daun bayam dapat dibuat berbagai sayur mayur, bahkan disajikan sebagai hidangan mewah (elit). Di beberapa negara berkembang bayam dipromosikan sebagai sumber protein nabati, karena berfungsi ganda bagi pemenuhan kebutuhan gizi maupun pelayanan kesehatan masyarakat.
Manfaat lainnya adalah sebagai bahan obat tradisional, dan juga untuk kecantikan. Akar bayam merah dapat digunakan sebagai obat penyembuh sakit disentr. Daun dan bunga bayam duri berkhasiat untuk mengobati penyakit asma dan eksim. Bahkan sampai batas tertentu, bayam dapat mengatasi berbagai jenis penyakit dalam. Untuk tujuan pengobatan luar, bayam dapat dijadikan bahan kosmetik (kecantikan). Biji bayam digunakan untuk bahan makanan dan obat - obatan. Biji bayam dapat dimanfaatkan sebagai pencampur penyeling terigu dalam pembuatan roti atau dibuat bubur biji bayam. Ekstrak biji bayam berkhasiat sebagai obat keputihan dan pendarahan yang berlebihan pada wanita yang sedang haid.
2.5. Syarat Pertumbuhan
a. Iklim
1) Keadaan angin yang terlalu kencang dapat merusak tanaman bayam khususnya untuk bayam yang sudah tinggi. Kencangnya angin dapat merobohkan tanaman.
2) Karena tanaman bayam cocok ditanam di dataran tinggi maka curah hujannya juga termasuk tinggi sebagai syarat pertumbuhannya. Curah hujannya bisa mencapai lebih dari 1.500 mm / tahun.
3) Tanaman bayam memerlukan cahaya matahari penuh. Kebutuhan akan sinar matahari untuk tanaman bayam cukup besar. Pada tempat yang terlindungi (ternaungi), pertumbuhan bayam
4) Suhu udara yang sesuai untuk tanaman bayam berkisar antara 16 - 20 derajat Celcius.
5) Kelembaban udara yang cocok untuk tanaman bayam antara 40 - 60%.
2.6. Media Tanam
a. Tanaman bayam menghendaki tanah yang gembur dan subur. Jenis tanah yang sesuai untuk tanaman bayam adalah yang penting kandungan haranya terpenuhi.
b. Tanaman bayam termasuk peka terhadap pH tanah. Bila pH tanah di atas 7 (alkalis), pertumbuhan daun-daun muda (pucuk) akan memucat putih kekuning - kuningan (klorosis). Sebaliknya pada pH di bawah 6 (asam), pertumbuhan bayam akan merana akibat kekurangan beberapa unsur. Sehingga pH tanah yang cocok adalah antara 6 - 7.
c. Tanaman bayam sangat reaktif dengan ketersediaan air di dalam tanah. Bayam termasuk tanaman yang membutuhkan air yang cukup untuk pertumbuhannnya. Bayam yang kekurangan air akan terlihat layu dan terganggu pertumbuhannya. Penanaman bayam dianjurkan pada awal musim hujan atau akhir musim kemarau.
d. Kelerengan lahan untuk budidaya tanaman bayam adalah sekitar 15 - 45 derajat.
2.7. Ketinggian Tempat
Dataran tinggi merupakan tempat yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman bayam. Ketinggian tempat yang baik yaitu ±2000 m dpl.
2.8. Pembibitan
a. Persyaratan Benih
1) berasal dari induk yang sehat,
2) bebas dari hama / penyakit,
3) daya kecambah 80 prosen, dan
4) memiliki kemurnian benih yang tinggi.
Disamping persyaratan seperti yang disebutkan diatas, benih / bibit yang digunakan kalau bisa merupakan benih unggul agar nantinya tahan terhadap hama dan penyakit.
b. Penyiapan Benih
Benih Bayam sayur yang ditanam petani kebanyakan swadaya dari tanaman terdahulu yang sengaja dibiarkan tumbuh terus untuk produksi biji. Keperluan benih untuk lahan 1 hektar berkisar antara 5 - 10 kg, atau 0,5 - 1,0 gram per m2 luas lahan. Biji dipanen pada waktu musim kemarau dan hanya dipilih tandan yang sudah tua (masak). Tandan harus dijemur beberapa hari, kemudian biji dirontokkan dari tandan dan dipisahkan dari sisa - sisa tanaman. Untuk memproduksi bibit bagi satu hektar kebun yang berisi 25000 - 40000 tanaman, kemungkinan dibutuhkan sekitar 1 - 2 kg benih.
c. Teknik Penyemaian Benih
Lahan untuk pembibitan dipilih yang lebih tinggi dari sekitarnya dan bebas dari hama dan penyakit tanaman maupun gulma. Pembibitan diberi atap plastik atau atap jerami padi. Benih bayam disebar merata atau berbaris - baris pada tanah persemaian dan ditutup dengan selapis tanah tipis.
d. Pemeliharaan Pembibitan / Penyemaian
Dalam pemeliharaan benih / bibit perlu dilakukan penyiraman dengan teratur dan hati-hati. Tanah yang digunakan juga perlu dipupuk agar kesuburannya tetap terjaga. Pupuk yang digunakan sebaiknya pupuk kandang. Setelah bibit tumbuh dan ada benih yang terserang hama / penyakit maka perlu disemprot dengan pestisida dengan dosis rendah.
e. Pemindahan Bibit
Setelah bibit tumbuh berumur sekitar 7 - 14 hari, bibit dipindah-tanam ke dalam pot-pot yang terbuat daun pisang atau kantong plastik es mambo yang sebelumnya telah diisi dengan medium tumbuh campuran tanah dan pupuk organik yang halus (1:1). Bibit dalam pot disiram teratur dan setelah berumur sekitar 7 - 14 hari setelah dipotkan, bibit tersebut telah siap untuk dipindah-tanam ke lapangan.
2.9. Pengolahan Media Tanam
a. Persiapan
Sebelum pengolahan lahan dilakukan perlu diketahui terlebih dahulu pH tanah yang sesuai yaitu antara 6 - 7 sehingga perlu dilakukan pengukuran dengan menggunakan pH-meter. Selanjutnya menganalisis tanah yang cocok untuk tanaman bayam, apakah perlu dilakukan pemupukan atau tidak. Kapan tanaman akan ditanam dan sebaiknya pada awal musim hujan atau akhir musim kemarau. Berapa luas lahan yang akan ditanami dan akan melakukan sistem polikultur atau monokultur. Dan berapa banyak kebutuhan benih untuk dapat memenuhi produk bayam yang diinginkan.
b. Pembukaan Lahan
Lahan yang akan ditanami dicangkul / dibajak sedalam 30 - 40 cm, bongkah tanah dipecah gulma dan seluruh sisa tanaman diangkat dan disingkirkan lalu diratakan. Lahan kemudian dibiarkan selama beberapa waktu agar tanah matang benar.
c. Pembentukan Bedengan
Setelah tahap pencangkulan kemudian dibuat bedengan dengan lebar sekitar 120 cm atau 160 cm, tergantung jumlah populasi tanaman yang akan ditanam nanti. Dibuat parit antar bedengan selebar 20 - 30 cm, kedalaman 30 cm untuk drainase. Pada bedengan dibuat lubang - lubang tanam, jarak antar barisan 60-80 cm, jarak antar lubang (dalam barisan) 40-50 cm.
d. Pengapuran
Apabila pH tanah terlalu rendah maka diperlukan pengapuran untuk menaikkannya. Pengapuran dapat menggunakan kapur pertanian atau Calcit maupun Dolomit. Pada tipe tanah pasir sampai pasir berlempung yang pH-nya 5,5 diperlukan ± 988 kg kapur pertanian / ha untuk menaikkan pH menjadi 6,5. Kisaran kebutuhan kapur pertanian pada tanah lempung berpasir hingga liat berlempung ialah antara 1.730 - 4.493 kg / hektar. Sebaliknya, untuk menurunkan pH tanah, dapat digunakan tepung Belerang (S) atau Gipsum, biasa sekitar 6 ton / hektar. Cara pemberiannya, bahan - bahan tersebut disebar merata dan dicampur dengan tanah minimal sebulan sebelum tanam.
e. Pemupukan
Pemupukan awal menggunakan pupuk kandang yang telah masak. Waktu pemupukan dilakukan satu minggu atau dua minggu sebelum tanam. Cara pemupukan adalah dengan disebarkan merata diatas bedengan kemudian diaduk dengan tanah lapisan atas. Untuk pemupukan yang diberikan per lubanng tanam, cara pemberiannya dilakukan dengan memasukkan pupuk ke dalam lubang tanam. Dosis pemberian pupuk dasar disesuaikan dengan jenis tanaman dan keadaan lahan. Akan tetapi dosis untuk pupuk kandang sekitar 10 ton per hektar. Pemupukan per lubang tanam biasanya diperlukan sekitar 1 - 2 kg per lubang tanam.
f. Pemberian Mulsa
Untuk memperoleh hasil produksi yang berkualitas baik maka di dalam penanaman perlu dipasang palstik perak-hitam sebagai mulsa. Dengan penggunaan plastik ini dapat mengurangi serangan hama dan penyakit termasuk gangguan gulma dan lainnya.
2.10. Teknik Penanaman
a. Penentuan Pola Tanam
Jarak tanam untuk tanaman bayam adalah antara 60 cm x 50 cm atau 80 cm x 40 cm. Jarak tanam tersebut dapat divariasikan sesuai dengan tingkat kesuburan tanah dan jenis bayam sehingga populasi tanaman per hektar berkisar antara 30.000 - 60.000 tanaman. Pola tanam untuk bayam cabut adalah monokultur. Dalam satu hamparan lahan biasanya ditanam berbagai jenis tanaman dengan pola mosaik (perca), yaitu berbagai tanaman ditanam monokultur pada petak - petak tersendiri. Tanaman lainnya tadi antara lain seperti kakngkung (darat), selada, lobak, paria, kemangi dan sayuran lalapan lainnya.
b. Pembuatan Lubang Tanam
Lubang tanam dapat dibuat dengan menggunakan alat kayu dengan cara di pukul-pukul sehingga membentuk lubang. Jarak antara barisan adalah 60 - 80 cm dan jarak antar lubang (antar barisan) 40 - 50 cm.
c. Cara Penanaman
Penanaman dapat langsung di lapangan tanpa penyemaian atau dengan penyemaian terlebih dahulu. Apabila tanpa penyemaian maka biji bayam dicampur abu disebarkan langsung di atas bedengan menurut barisan pada jarak antar barisan 20 cm dan arahnya membujur dari Barat ke Timur. Setelah disebarkan benih segera ditutup dengan tanah halus dan disiram hingga cukup basah. Waktu penanaman paling baik adalah pada awal musim hujan. Dengan penyemaian maka tanaman dapat tumbuh dengan lebih baik karena benih diperoleh dengan cara seleksi untuk ditanam.
2.11. Pemeliharaan Tanaman
a. Penjarangan dan Penyulaman
Apabila sewaktu menyebar benih secara langsung di lapangan tidak merata maka akan terjadi pertumbuhan yang mengelompok (rapat) sehingga pertumbuhannya terhambat karena saling bersaing satu sama lain. Oleh karena itu perlu dilakukan penjarangan sekaligus sebagai panen pertama. Apabila tanaman bayam dihasilkan dari benih yang disemai maka setelah penanaman di lapangan ada yang mati / terserang penyakit, maka perlu dilakukan penyulaman dengan mengganti tanaman dengan yang baru. Caranya dengan mencabut dan apabila terserang penyakit segera dimusnahkan agar tidak menular ke tanaman lainnya. Penyulaman dapat dilakukan seminggu setelah tanam.
b. Penyiangan
Penyiangan dilakukan apabila muncul gulma tanaman Gelang (Portulaca oleracea) dan rumput liar lainnya. Kehadiran gulma gelang dapat menurunkan produksi bayam antara 30 - 65%. Penyiangan dilakukan bersamaan dengan penggemburan tanah. Alat yang digunakan dalam penyiangan dapat berupa cangkul kecil atau sabit. Caranya dengan dicangkul untuk mencabut gulma atau langsung dicabut dengan tangan. Disamping itu pencangkulan dilakukan untuk menggemburkan tanah.
c. Pembubunan
Proses pembubunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan.
d. Perempalan
Apabila perawakan tanaman terlalu subur, mungkin perlu dilakukan perempalan tunas - tunas liar dan pemasangan ajir / turus untuk memperkuat tegaknya tanaman agar tidak rebah.
e. Pemupukan
Pemupukan dilakukan dengan menggunakan pupuk organik, untuk tiap lubang calon tanaman sekitar 0,4 - 0,8 kg. Dengan demikian kuantum pupuk organik akan berkisar 15 - 30 ton (http://Cerianet-agricultur.blogspot.com/2008/12/budidaya-bayam.html)
Karena bercocok tanam secara organik tidak menggunakan pupuk sintetis, sebagai gantinya mereka mengandalkan metode alami, seperti kompos dan mengganti tanaman jenis panen, seperti tanaman polong. Sayangnya, kompos tidak dapat mencukupi pengembalian nitrogen ke dalam tanah guna menumbuhkan sejumlah besar tanaman yang diperlukan untuk memberi makan pada ternak dunia.
Mengganti tanaman dengan jenis panen sebetulnya adalah sangat menjanjikan, namun banyak petani tidak mampu menanam tanaman yang mereka sendiri tidak mampu menjualnya. Meskipun beberapa jenis tanaman polong dapat dikonsumsi, namun jenis paling baik dalam memproduksi nitrogen justru dari jenis yang tidak bisa dimakan (http://erabaru.net/kesehatan/34-kesehatan/1913-beralih-ke-organik-sebanding-harganya)
f. Pengairan dan Penyiraman
Pada fase awal pertumbuhan, sebaiknya penyiraman dilakukan rutin dan intensif 1 - 2 kali sehari, terutama di musim kemarau. Waktu yang paling baik untuk menyiram tanaman bayam adalah pagi atau sore hari, dengan menggunakan alat bantu gembor (emrat) agar air siramannya merata (http://cerianet-agricultur.blogspot.com/2008/12/budidaya-bayam.html).
g. Waktu Penyemprotan Pestisida
Jenis pestisida yang digunakan pada budidaya tanaman bayam secara organik adalah daun Mindi yang mengandung margosin, glikosdida flafonoid untuk mengendalikan ulat grayak dan kutu daun, Surian yang daun dan kulit batangnya berfungsi untuk mengendalikan hama ulat, tungau dan lain-lain. Sedangkan untuk mengendalikan penyakit bisa digunkan bunga Camomil (Chamaemelum spp). Pengaplikasian dengan menggunakan 60 cc untuk 1 lt air, disemprotkan ke tanaman yang terkena hama pada daun dan batangnya 1 minggu 1 kali (google search: pembuatan pestisida alami, Blog Lesman).
Penyemprotan dilakukan dengan menggunakan alat penyemprot berupa tangki sprayer. Cara penyemprotan yaitu jangan dilakukan ketika angin bertiup kencang dan jangan menentang arah datangnya angin. Jangan melakukan penyemprotan pada saat akan hujan dan sebaiknya dicampurkan bahan perekat. Waktu penyemprotan dilakukan pada pagi hari benar atau sore hari ketika udara masih tenang. Hal tersebut untuk menghindari matinya lebah atau serangga lainnya yang menguntungkan.
2.12. Hama dan Penyakit
a. Hama
1) Serangga ulat daun (Spodoptera Plusia Hymenia)
Gejala: daun berlubang - lubang. Pengendalian: pestisida / cukup dengan menggoyangkan tanaman.
2) Serangga kutu daun (Myzus persicae Thrips sp.)
Gejala: daun rusak, berlubang dan layu. Pengendalian: pestisida / cukup dengan menggoyangkan tanaman.
3) Serangga tungau (Polyphagotarsonemus latus)
Gejala: daun rusak, berlubang dan layu. Pengendalian: pestisida / cukup dengan menggoyangkan tanaman.
4) Serangga lalat (Liriomyza sp.)
Gejala: daun rusak, berlubang dan layu. Pengendalian: pestisida / cukup dengan menggoyangkan tanaman.
b. Penyakit
1) Rebah kecambah
Penyebab: cendawan Phytium sp. Gejala: menginfeksi batang daun maupun batang daun. Pengendalian: Fungisida
2) Busuk basah
Penyebab: cendawan Rhizoctonia sp. Gejala: adanya bercak - bercak putih. Pengendalian: sama dengan pengendalian penyakit rebah kecambah.
3) Karat putih
Penyebab: cendawan Choanephora sp. Gejala: menginfeksi batang daun dan daunnya. Pengendalian: sama dengan pengendalian penyakit rebah kecambah.
c. Gulma
Jenis gulma: rumput - rumputan, alang-alang. Ciri - ciri: tumbuh mengganggu tanaman budidaya. Gejala: lahan banyak ditumbuhi pemila liar. Pencegahan: herbisida.
2.13. Panen
a. Ciri dan Umur Panen
Ciri-ciri bayam cabut siap panen adalah umur tanaman antara 25 - 35 hari setelah tanam. Tinggi tanaman antara 15 - 20 cm dan belum berbunga. Waktu panen yang paling baik adalah pagi atau sore hari, saat suhu udara tidak terlalu tinggi.
b. Cara Panen
Cara panennya adalah dengan mencabut seluruh bagian tanaman dengan memilih tanaman yang sudah optimal. Tanaman yang masih kecil diberi kesempatan untuk tumbuh membesar, sehingga panen bayam identik dengan penjarangan.
c. Periode Panen
Panen pertama dilakukan mulai umur 25 - 30 hari setelah tanam, kemudian panen berikutnya adalah 3-5 hari sekali. Tanaman yang sudah berumur 35 hari harus dipanen seluruhnya, karena bila melampaui umur tersebut kualitasnya menurun atau rendah; daun - daunnya menjadi kasar dan tanaman telah berbunga.
d. Prakiraan Produksi
Produksi bayam per hektar dapat mencapai sekitar 22.630 kg.
e. Pascapanen
1) Pengumpulan
Pengumpulan dilakukan setelah panen dengan cara meletakkan di suatu tempat yang teduh agar tidak terkena sinar matahari langsung, karena dapat membuat daun layu.
2) Penyortiran dan Penggolongan
Penyortiran dilakukan dengan memisahkan bayam yang busuk dan rusak dengan bayam yang baik dan segar. Disamping itu juga penggolongan terhadap bayam yang daunnya besar dan yang daunnya kecil. Setelah itu diikat besar - besar maupun langsung degan ukuran ibu jari.
3) Penyimpanan
Penyimpanan untuk menjaga kesegaran bayam dapat diperpanjang dari 12 jam tempat terbuka (suhu kamar) menjadi 12 - 14 hari dengan perlakuan suhu dingin mendekati 0 derajat C, misalnya dengan remukan es.
4) Pengemasan dan Pengangkutan
Pengemasan (pewadahan) dalam telombong atau dedaunan yang digulungkan menyelimuti seluruh bagian bayam, sehingga terhindar dari pengaruh langsung sinar matahari. Pengangkutan ke pasar dengan cara dipikul maupun angkutan lainnya, seperti mobil atau gerobak.
5) Pencucian
Pencucian hasil panen pada air yang mengalir dan bersih, atau air yang disemprotkan melalui selang maupun pancuran.
6) Penanganan Lain
Bayam dapat diolah menjadi berbagai jenis masakan. Sewaktu memasak bayam ialah tidak boleh terlalu lama. Bayam cukup hanya direbus selama ± 5 menit. Memasak bayam terlalu lama akan menyebabkan daun-daunnya menjadi hancur (lonyoh), rasanya tidak enak, dan kandungan vitamin C nya menghilang (menguap)
(http://cerianet-agricultur.blogspot.com/2008/12/budidaya-bayam.html)
C. PERMASALAHAN SEPUTAR PERTANIAN ORGANIK
3.1. Penyediaan pupuk organik
Permasalahan pertanian organik di Indonesia sejalan dengan perkembangan pertanian organik itu sendiri. Pertanian organik mutlak memerlukan pupuk organik sebagai sumber hara utama. Dalam sistem pertanian organik, ketersediaan hara bagi tanaman harus berasal dari pupuk organik. Padahal dalam pupuk organik tersebut kandungan hara per satuan berat kering bahan jauh dibawah realis hara yang dihasilkan oleh pupuk anorganik, seperti Urea, TSP dan KCl.
3.2. Teknologi pendukung
Setelah masalah penyediaan pupuk organik, masalah utama yang lain adalah teknologi budidaya pertanian organik itu sendiri. Teknik bercocok tanam yang benar seperti pemilihan rotasi tanaman dengan mempertimbangkan efek allelopati dan pemutusan siklus hidup hama perlu diketahui. Pengetahuan akan tanaman yang dapat menyumbangkan hara tanaman seperti legum sebagai tanaman penyumbang Nitrogen dan unsur hara lainnya sangatlah membantu untuk kelestarian lahan pertanian organik. Selain itu teknologi pencegahan hama dan penyakit juga sangat diperlukan, terutama pada pembudidayaan pertanian organik di musim hujan.
3.3. Pemasaran
Pemasaran produk organik didalam negeri sampai saat ini hanyalah berdasarkan kepercayaan kedua belah pihak, konsumen dan produsen. Sedangkan untuk pemasaran keluar negeri, produk organik Indonesia masih sulit menembus pasar internasional meskipun sudah ada beberapa pengusaha yang pernah menembus pasar international tersebut. Kendala utama adalah sertifikasi produk oleh suatu badan sertifikasi yang sesuai standar suatu negara yang akan di tuju. Akibat keterbatasan sarana dan prasarana terutama terkait dengan standar mutu produk, sebagian besar produk pertanian organik tersebut berbalik memenuhi pasar dalam negeri yang masih memiliki pangsa pasar cukup luas. Yang banyak terjadi adalah masing-masing melabel produknya sebagai produk organik, namun kenyataannya banyak yang masih mencampur pupuk organik dengan pupuk kimia serta menggunakan sedikit pestisida. Petani yang benar-benar melaksanakan pertanian organik tentu saja akan merugi dalam hal ini.
Selama beberapa dasawarsa ini telah terjadi pergeseran pola dan system tanam pada masyarakat petani kita, sehingga terjadi perubahan dan kerusakan lingkungan yang bersifat global, tidak hanya pada tanah tetapi juga pada air dan udara. Dibawah ini merupakan beberapa pengaruh dari kerusakan lingkungan terhadap berbagai bidang, diantaranya:
a. Kesehatan
Akibat perubahan lingkungan , berdampak pula pada kesehatan manusia dimana daya tahan manusia terhadap penyakit semakin menurun, dan timbul jenis – jenis bakteri dan virus yang baru dan daya tahan bakteri dan virus baru tersebut relative meningkat terhadap obat.
b. Keadilan dan Perlindungan
Kalau dibandingkan dengan zaman dahulu , zaman sekarang terjadi penurunan terhadap kwalitas maupun kwantitas terhadap hasil dari tanaman, sehingga menimbulkan dampak terhadap pendapatan dari para petani, dimana terjadi peningkatan modal tapi tidak disertai dengan hasil yang memadai. Munculnya strain baru hama dan penyakit dari tanaman.
c. Finansial
Selama ini kita melihat keuntungan dari hasil panen petani tidak seluruhnya diterima oleh petani, hanya sekitar 20% - 30% hasil dari panen, yang lain menghilang begitu saja, hal ini diakibatkan oleh kurangnya modal para petani . Kurangnya bantuan berupa modal dan tehnologi dari pemerintah maupun kredit Bank.
Dari hasil pengamatan terhadap keempat hal diatas, kita dapat menyimpulkan apa penyebab perubahan semua itu, yaitu pengolahan lahan yang tidak sesuai dengan ketentuan, pemakaian pupuk dan penggunaan pestisida kimia yang tidak sesuai prosedur, kurang pengetahuan tentang kesehatan lingkungan (Disadur dari Lembaga Mitra Tani organik).
Sejak tahun 1990, isu pertanian organik mulai berhembus keras di dunia. Sejak saat itu mulai bermunculan berbagai organisasi dan perusahaan yang memproduksi produk organik. Di Indonesia dideklarasikan Masyarakat Pertanian Organik Indonesia (MAPORINA) pada tgl 1 Februari 2000 di Malang. Di Indonesia telah beredar produk pertanian organik dari produksi lokal seperti beras organik, kopi organik, teh organik dan beberapa produk lainnya. Demikian juga ada produk sayuran bebas pestisida seperti yang diproduksi oleh Kebun Percobaan Cangar FP Unibraw Malang. Walaupun demikian, produk organik yang beredar di pasar Indonesia sangat terbatas baik jumlah maupun ragamnya.
Pertanian organik dapat didefinisikan sebagai suatu sistem produksi pertanian yang menghindarkan atau mengesampingkan penggunaan senyawa sintetik baik untuk pupuk, zat tumbuh, maupun pestisida. Dilarangnya penggunaan bahan kimia sintetik dalam pertanian organik merupakan salah satu kendala yang cukup berat bagi petani, selain mengubah budaya yang sudah berkembang 35 tahun terakhir ini pertanian organik membuat produksi menurun jika perlakuannya kurang tepat.
Di sisi lain, petani telah terbiasa mengandalkan pupuk anorganik (Urea, TSP, KCl dll) dan pestisida sintetik sebagai budaya bertani sejak 35 tahun terakhir ini. Apalagi penggunaan pestisida, fungisida pada petani sudah merupakan hal yang sangat akrab dengan petani kita. Itulah yang digunakan untuk mengendalikan serangan sekitar 10.000 spesies serangga yang berpotensi sebagai hama tanaman dan sekitar 14.000 spesies jamur yang berpotensi sebagai penyebab penyakit dari berbagai tanaman budidaya.
Alasan petani memilih pestisida sintetik untuk mengendaliakan OPT di lahannya a.l. karena aplikasinya mudah, efektif dalam mengendalikan OPT, dan banyak tersedia di pasar. Bahkan selama enam dekade ini, pestisida telah dianggap sebagai penyelamat produksi tanaman selain kemajuan dalam bidang pemuliaan tanaman. Pestisida yang beredar di pasaran Indonesia umumnya adalah pestisida sintetik.
Sistem Pertanian Organik adalah sistem produksi holistic dan terpadu, mengoptimalkan kesehatan dan produktivitas agro ekosistem secara alami serta mampu menghasilkan pangan dan serat yang cukup, berkualitas dan berkelanjutan (Deptan 2002).
Sebenarnya, petani kita di masa lampau sudah menerapkan sistem pertanian organik dengan cara melakukan daur ulang limbah organik sisa hasil panen sebagai pupuk. Namun dengan diterapkannya kebijakan sistem pertanian kimiawa yang berkembang pesat sejak dicanangkannya kebijakan sistem pertanian kimiawi yang berkembang yang berkembang pesat sejak dicanangkannya Gerakan Revolusi Hijau pada tahu 1970-an, yang lebih mengutamakan penggunaan pestisida dan pupuk kimiawi, walaupun untuk sementara waktu dapat meningkatkan produksi pertanian, pada kenyataannya dalam jangka panjang menyebabkan kerusakan pada sifat fisik, kimia, dan biologi tanah, yang akhirnya bermuara kepada semakin luasnya lahan kritis dan marginal di Indonesia.
Sistem pertanian organik sebenarnya sudah sejak lama diterap kan di beberapa negara seperti Jepang, Taiwan, Korea Selatan dan Amerika Serikat (Koshino, 1993). Pengembangan pertanian organik di beberapa negara tersebut mengalami kemajuan yang pesat disebabkan oleh kenyataan bahwa hasil pertanian terutama sayur dan buah segar yang ditanam dengan pertanian sistem organik (organic farming system) mempunyai rasa, warna, aroma dan tekstur yang lebih baik daripada yang menggunakan pertanian anorganik (Park 1993 dalam Prihandarini, 1997).
Selama ini limbah organik yang berupa sisa tanaman (jerami, tebon, dan sisa hasil panen lainnya) tidak dikembalikan lagi ke lahan tetapi dianjurkan untuk dibakar (agar praktis) sehingga terjadi pemangkasan siklus hara dalam ekosistem pertanian. Bahan sisa hasil panen ataupun limbah organik lainnya harus dimanfaatkan atau dikembalikan lagi ke lahan pertanian agar lahan pertanian kita dapat lestari berproduksi sehingga sistem pertanian berkelanjutan dapat terwujud.
B. TEKNIK BUDIDAYA ORGANIK
Teknik Budidaya merupakan bagian dari kegiatan agribisnis harus berorientasi pada permintaan pasar. Paradigma agribisnis : bukan Bagaimana memasarkan produk yang dihasilkan, tapi Bagaimana menghasilkan produk yang dapat dipasarkan. Terkait dengan itu, teknik budidaya harus mempunyai daya saing dan teknologi yang unggul. Usaha budidaya organik tidak bisa dikelola asal - asalan, tetapi harus secara profesional. Ini berarti pengelola usaha ini harus mengenal betul apa yang dikerjakannya, mampu membaca situasi dan kondisi serta inovatif dan kreatif. Berkaitan dengan pasar (market), tentunya usaha agribisnis harus dilakukan dengan perencanaan yang baik dan berlanjut, agar produk yang telah dikenal pasar dapat menguasai dan mengatur pedagang perantara bahkan konsumen dan bukan sebaliknya.
Teknik budidaya organik merupakan teknik budidaya yang aman, lestari dan mensejahterakan petani dan konsumen. Berbagai sayuran khususnya untuk dataran tinggi, yang sudah biasa dibudidayakan dengan sistem pertanian organik, diantaranya : Kubis (Brassica oleraceae var. capitata L.), Brokoli (Brassica oleraceae var. italica Plenk.), Bunga kol (Brassica oleraceae var. brotritys.), Andewi (Chicorium endive), Lettuce (Lactuca sativa), Kentang (Solanum tuberosum L.), Wortel. (Daucus carota).
Sayuran ini, mengandung vitamin dan serat yang cukup tinggi disamping juga mengandung antioksidan yang dipercaya dapat menghambat sel kanker. Semua jenis tanaman ini ditanam secara terus menerus setiap minggu, namun ada juga beberapa jenis tanaman seperti kacang merah (Vigna sp.), kacang babi (Ficia faba), Sawi (Brassica sp) yang ditanam pada saat tertentu saja sekaligus dimanfaatkan sebagai pupuk hijau dan pengalih hama. Ada juga tanaman lain yang ditanam untuk tanaman reppelent (penolak) karena aromanya misalnya Adas.
2.1. Sejarah Singkat Bayam (Amaranthus spp)
Bayam merupakan tanaman sayuran yang dikenal dengan nama ilmiah Amaranthus spp. Kata "amaranth" dalam bahasa Yunani berarti "everlasting" (abadi). Tanaman bayam berasal dari daerah Amerika tropik. Tanaman bayam semula dikenal sebagai tumbuhan hias. Dalam perkembangan selanjutnya. Tanaman bayam dipromosikan sebagai bahan pangan sumber protein, terutama untuk negara-negara berkembang. Diduga tanaman bayam masuk ke Indonesia pada abad XIX ketika lalu lintas perdagangan orang luar negeri masuk ke wilayah Indonesia.
2.2. Sentra Penanaman
Pusat penanaman bayam di Indonesia adalah Jawa Barat (4.273 hektar), Jawa Tengah (3.479 hektar), dan Jawa Timur (3.022 hektar). Propinsi lainnya berada pada kisaran luas panen antara 13.0 - 2.376 hektar. Di Indonesia total luas panen bayam mencapai 31.981 hektar atau menempati urutan ke-11 dari 18 jenis sayuran komersial yang dibudidayakan dan dihasilkan oleh Indonesia. Produk bayam nasional sebesar 72.369 ton atau rata-rata 22,63 kuintal per hektar.
2.3. Jenis Tanaman
Keluarga Amaranthaceae memiliki sekitar 60 genera, terbagi dalam sekitar 800 spesies bayam (Grubben, 1976). Dalam kenyataan di lapangan, penggolongan jenis bayam dibedakan atas 2 macam, yaitu bayam liar dan bayam budidaya. Bayam liar dikenal 2 jenis, yaitu bayam tanah (A. blitum L.) dan bayam berduri (A. spinosus L.). Ciri utama bayam liar adalah batangnya berwarna merah dan daunnya kaku (kasap).
Jenis bayam budidaya dibedakan 2 macam, yaitu:
a. Bayam cabut atau bayam sekul alias bayam putih (A. tricolor L.). Ciri - ciri bayam cabut adalah memiliki batang berwarna kemerah-merahan atau hijau keputih - putihan, dan memilki bunga yang keluar dari ketiak cabang. Bayam cabut yang batangnya merah disebut bayam merah, sedangkan yang batangnya putih disebut bayam putih.
b. Bayam tahun, bayam skop atau bayam kakap (A. hybridus L.). Ciri - ciri bayam ini adalah memiliki daun lebar - lebar, yang dibedakan atas 2 spesies yaitu:
1) hybridus caudatus L., memiliki daun agak panjang dengan ujung runcing, berwarna hijau kemerah - merahan atau merah tua, dan bunganya tersusun dalam rangkaian panjang terkumpul pada ujung batang.
2) hibridus paniculatus L., mempunyai dasar daun yang lebar sekali, berwarna hijau, rangkaian bunga panjang tersusun secara teratur dan besar - besar pada ketiak daun.
Varietas bayam unggul ada 7 macam yaitu; varietas Giri Hijau, Giti Merah, Maksi, Raja, Betawi, Skop, dan Hijau. Sedangkan beberapa varietas bayam cabut unggul adalah Cempaka 10 dan Cempaka 20.
2.4. Manfaat Tanaman
Bayam merupakan bahan sayuran daun yang bergizi tinggi dan digemari oleh semua lapisan masyarakat. Daun bayam dapat dibuat berbagai sayur mayur, bahkan disajikan sebagai hidangan mewah (elit). Di beberapa negara berkembang bayam dipromosikan sebagai sumber protein nabati, karena berfungsi ganda bagi pemenuhan kebutuhan gizi maupun pelayanan kesehatan masyarakat.
Manfaat lainnya adalah sebagai bahan obat tradisional, dan juga untuk kecantikan. Akar bayam merah dapat digunakan sebagai obat penyembuh sakit disentr. Daun dan bunga bayam duri berkhasiat untuk mengobati penyakit asma dan eksim. Bahkan sampai batas tertentu, bayam dapat mengatasi berbagai jenis penyakit dalam. Untuk tujuan pengobatan luar, bayam dapat dijadikan bahan kosmetik (kecantikan). Biji bayam digunakan untuk bahan makanan dan obat - obatan. Biji bayam dapat dimanfaatkan sebagai pencampur penyeling terigu dalam pembuatan roti atau dibuat bubur biji bayam. Ekstrak biji bayam berkhasiat sebagai obat keputihan dan pendarahan yang berlebihan pada wanita yang sedang haid.
2.5. Syarat Pertumbuhan
a. Iklim
1) Keadaan angin yang terlalu kencang dapat merusak tanaman bayam khususnya untuk bayam yang sudah tinggi. Kencangnya angin dapat merobohkan tanaman.
2) Karena tanaman bayam cocok ditanam di dataran tinggi maka curah hujannya juga termasuk tinggi sebagai syarat pertumbuhannya. Curah hujannya bisa mencapai lebih dari 1.500 mm / tahun.
3) Tanaman bayam memerlukan cahaya matahari penuh. Kebutuhan akan sinar matahari untuk tanaman bayam cukup besar. Pada tempat yang terlindungi (ternaungi), pertumbuhan bayam
4) Suhu udara yang sesuai untuk tanaman bayam berkisar antara 16 - 20 derajat Celcius.
5) Kelembaban udara yang cocok untuk tanaman bayam antara 40 - 60%.
2.6. Media Tanam
a. Tanaman bayam menghendaki tanah yang gembur dan subur. Jenis tanah yang sesuai untuk tanaman bayam adalah yang penting kandungan haranya terpenuhi.
b. Tanaman bayam termasuk peka terhadap pH tanah. Bila pH tanah di atas 7 (alkalis), pertumbuhan daun-daun muda (pucuk) akan memucat putih kekuning - kuningan (klorosis). Sebaliknya pada pH di bawah 6 (asam), pertumbuhan bayam akan merana akibat kekurangan beberapa unsur. Sehingga pH tanah yang cocok adalah antara 6 - 7.
c. Tanaman bayam sangat reaktif dengan ketersediaan air di dalam tanah. Bayam termasuk tanaman yang membutuhkan air yang cukup untuk pertumbuhannnya. Bayam yang kekurangan air akan terlihat layu dan terganggu pertumbuhannya. Penanaman bayam dianjurkan pada awal musim hujan atau akhir musim kemarau.
d. Kelerengan lahan untuk budidaya tanaman bayam adalah sekitar 15 - 45 derajat.
2.7. Ketinggian Tempat
Dataran tinggi merupakan tempat yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman bayam. Ketinggian tempat yang baik yaitu ±2000 m dpl.
2.8. Pembibitan
a. Persyaratan Benih
1) berasal dari induk yang sehat,
2) bebas dari hama / penyakit,
3) daya kecambah 80 prosen, dan
4) memiliki kemurnian benih yang tinggi.
Disamping persyaratan seperti yang disebutkan diatas, benih / bibit yang digunakan kalau bisa merupakan benih unggul agar nantinya tahan terhadap hama dan penyakit.
b. Penyiapan Benih
Benih Bayam sayur yang ditanam petani kebanyakan swadaya dari tanaman terdahulu yang sengaja dibiarkan tumbuh terus untuk produksi biji. Keperluan benih untuk lahan 1 hektar berkisar antara 5 - 10 kg, atau 0,5 - 1,0 gram per m2 luas lahan. Biji dipanen pada waktu musim kemarau dan hanya dipilih tandan yang sudah tua (masak). Tandan harus dijemur beberapa hari, kemudian biji dirontokkan dari tandan dan dipisahkan dari sisa - sisa tanaman. Untuk memproduksi bibit bagi satu hektar kebun yang berisi 25000 - 40000 tanaman, kemungkinan dibutuhkan sekitar 1 - 2 kg benih.
c. Teknik Penyemaian Benih
Lahan untuk pembibitan dipilih yang lebih tinggi dari sekitarnya dan bebas dari hama dan penyakit tanaman maupun gulma. Pembibitan diberi atap plastik atau atap jerami padi. Benih bayam disebar merata atau berbaris - baris pada tanah persemaian dan ditutup dengan selapis tanah tipis.
d. Pemeliharaan Pembibitan / Penyemaian
Dalam pemeliharaan benih / bibit perlu dilakukan penyiraman dengan teratur dan hati-hati. Tanah yang digunakan juga perlu dipupuk agar kesuburannya tetap terjaga. Pupuk yang digunakan sebaiknya pupuk kandang. Setelah bibit tumbuh dan ada benih yang terserang hama / penyakit maka perlu disemprot dengan pestisida dengan dosis rendah.
e. Pemindahan Bibit
Setelah bibit tumbuh berumur sekitar 7 - 14 hari, bibit dipindah-tanam ke dalam pot-pot yang terbuat daun pisang atau kantong plastik es mambo yang sebelumnya telah diisi dengan medium tumbuh campuran tanah dan pupuk organik yang halus (1:1). Bibit dalam pot disiram teratur dan setelah berumur sekitar 7 - 14 hari setelah dipotkan, bibit tersebut telah siap untuk dipindah-tanam ke lapangan.
2.9. Pengolahan Media Tanam
a. Persiapan
Sebelum pengolahan lahan dilakukan perlu diketahui terlebih dahulu pH tanah yang sesuai yaitu antara 6 - 7 sehingga perlu dilakukan pengukuran dengan menggunakan pH-meter. Selanjutnya menganalisis tanah yang cocok untuk tanaman bayam, apakah perlu dilakukan pemupukan atau tidak. Kapan tanaman akan ditanam dan sebaiknya pada awal musim hujan atau akhir musim kemarau. Berapa luas lahan yang akan ditanami dan akan melakukan sistem polikultur atau monokultur. Dan berapa banyak kebutuhan benih untuk dapat memenuhi produk bayam yang diinginkan.
b. Pembukaan Lahan
Lahan yang akan ditanami dicangkul / dibajak sedalam 30 - 40 cm, bongkah tanah dipecah gulma dan seluruh sisa tanaman diangkat dan disingkirkan lalu diratakan. Lahan kemudian dibiarkan selama beberapa waktu agar tanah matang benar.
c. Pembentukan Bedengan
Setelah tahap pencangkulan kemudian dibuat bedengan dengan lebar sekitar 120 cm atau 160 cm, tergantung jumlah populasi tanaman yang akan ditanam nanti. Dibuat parit antar bedengan selebar 20 - 30 cm, kedalaman 30 cm untuk drainase. Pada bedengan dibuat lubang - lubang tanam, jarak antar barisan 60-80 cm, jarak antar lubang (dalam barisan) 40-50 cm.
d. Pengapuran
Apabila pH tanah terlalu rendah maka diperlukan pengapuran untuk menaikkannya. Pengapuran dapat menggunakan kapur pertanian atau Calcit maupun Dolomit. Pada tipe tanah pasir sampai pasir berlempung yang pH-nya 5,5 diperlukan ± 988 kg kapur pertanian / ha untuk menaikkan pH menjadi 6,5. Kisaran kebutuhan kapur pertanian pada tanah lempung berpasir hingga liat berlempung ialah antara 1.730 - 4.493 kg / hektar. Sebaliknya, untuk menurunkan pH tanah, dapat digunakan tepung Belerang (S) atau Gipsum, biasa sekitar 6 ton / hektar. Cara pemberiannya, bahan - bahan tersebut disebar merata dan dicampur dengan tanah minimal sebulan sebelum tanam.
e. Pemupukan
Pemupukan awal menggunakan pupuk kandang yang telah masak. Waktu pemupukan dilakukan satu minggu atau dua minggu sebelum tanam. Cara pemupukan adalah dengan disebarkan merata diatas bedengan kemudian diaduk dengan tanah lapisan atas. Untuk pemupukan yang diberikan per lubanng tanam, cara pemberiannya dilakukan dengan memasukkan pupuk ke dalam lubang tanam. Dosis pemberian pupuk dasar disesuaikan dengan jenis tanaman dan keadaan lahan. Akan tetapi dosis untuk pupuk kandang sekitar 10 ton per hektar. Pemupukan per lubang tanam biasanya diperlukan sekitar 1 - 2 kg per lubang tanam.
f. Pemberian Mulsa
Untuk memperoleh hasil produksi yang berkualitas baik maka di dalam penanaman perlu dipasang palstik perak-hitam sebagai mulsa. Dengan penggunaan plastik ini dapat mengurangi serangan hama dan penyakit termasuk gangguan gulma dan lainnya.
2.10. Teknik Penanaman
a. Penentuan Pola Tanam
Jarak tanam untuk tanaman bayam adalah antara 60 cm x 50 cm atau 80 cm x 40 cm. Jarak tanam tersebut dapat divariasikan sesuai dengan tingkat kesuburan tanah dan jenis bayam sehingga populasi tanaman per hektar berkisar antara 30.000 - 60.000 tanaman. Pola tanam untuk bayam cabut adalah monokultur. Dalam satu hamparan lahan biasanya ditanam berbagai jenis tanaman dengan pola mosaik (perca), yaitu berbagai tanaman ditanam monokultur pada petak - petak tersendiri. Tanaman lainnya tadi antara lain seperti kakngkung (darat), selada, lobak, paria, kemangi dan sayuran lalapan lainnya.
b. Pembuatan Lubang Tanam
Lubang tanam dapat dibuat dengan menggunakan alat kayu dengan cara di pukul-pukul sehingga membentuk lubang. Jarak antara barisan adalah 60 - 80 cm dan jarak antar lubang (antar barisan) 40 - 50 cm.
c. Cara Penanaman
Penanaman dapat langsung di lapangan tanpa penyemaian atau dengan penyemaian terlebih dahulu. Apabila tanpa penyemaian maka biji bayam dicampur abu disebarkan langsung di atas bedengan menurut barisan pada jarak antar barisan 20 cm dan arahnya membujur dari Barat ke Timur. Setelah disebarkan benih segera ditutup dengan tanah halus dan disiram hingga cukup basah. Waktu penanaman paling baik adalah pada awal musim hujan. Dengan penyemaian maka tanaman dapat tumbuh dengan lebih baik karena benih diperoleh dengan cara seleksi untuk ditanam.
2.11. Pemeliharaan Tanaman
a. Penjarangan dan Penyulaman
Apabila sewaktu menyebar benih secara langsung di lapangan tidak merata maka akan terjadi pertumbuhan yang mengelompok (rapat) sehingga pertumbuhannya terhambat karena saling bersaing satu sama lain. Oleh karena itu perlu dilakukan penjarangan sekaligus sebagai panen pertama. Apabila tanaman bayam dihasilkan dari benih yang disemai maka setelah penanaman di lapangan ada yang mati / terserang penyakit, maka perlu dilakukan penyulaman dengan mengganti tanaman dengan yang baru. Caranya dengan mencabut dan apabila terserang penyakit segera dimusnahkan agar tidak menular ke tanaman lainnya. Penyulaman dapat dilakukan seminggu setelah tanam.
b. Penyiangan
Penyiangan dilakukan apabila muncul gulma tanaman Gelang (Portulaca oleracea) dan rumput liar lainnya. Kehadiran gulma gelang dapat menurunkan produksi bayam antara 30 - 65%. Penyiangan dilakukan bersamaan dengan penggemburan tanah. Alat yang digunakan dalam penyiangan dapat berupa cangkul kecil atau sabit. Caranya dengan dicangkul untuk mencabut gulma atau langsung dicabut dengan tangan. Disamping itu pencangkulan dilakukan untuk menggemburkan tanah.
c. Pembubunan
Proses pembubunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan.
d. Perempalan
Apabila perawakan tanaman terlalu subur, mungkin perlu dilakukan perempalan tunas - tunas liar dan pemasangan ajir / turus untuk memperkuat tegaknya tanaman agar tidak rebah.
e. Pemupukan
Pemupukan dilakukan dengan menggunakan pupuk organik, untuk tiap lubang calon tanaman sekitar 0,4 - 0,8 kg. Dengan demikian kuantum pupuk organik akan berkisar 15 - 30 ton (http://Cerianet-agricultur.blogspot.com/2008/12/budidaya-bayam.html)
Karena bercocok tanam secara organik tidak menggunakan pupuk sintetis, sebagai gantinya mereka mengandalkan metode alami, seperti kompos dan mengganti tanaman jenis panen, seperti tanaman polong. Sayangnya, kompos tidak dapat mencukupi pengembalian nitrogen ke dalam tanah guna menumbuhkan sejumlah besar tanaman yang diperlukan untuk memberi makan pada ternak dunia.
Mengganti tanaman dengan jenis panen sebetulnya adalah sangat menjanjikan, namun banyak petani tidak mampu menanam tanaman yang mereka sendiri tidak mampu menjualnya. Meskipun beberapa jenis tanaman polong dapat dikonsumsi, namun jenis paling baik dalam memproduksi nitrogen justru dari jenis yang tidak bisa dimakan (http://erabaru.net/kesehatan/34-kesehatan/1913-beralih-ke-organik-sebanding-harganya)
f. Pengairan dan Penyiraman
Pada fase awal pertumbuhan, sebaiknya penyiraman dilakukan rutin dan intensif 1 - 2 kali sehari, terutama di musim kemarau. Waktu yang paling baik untuk menyiram tanaman bayam adalah pagi atau sore hari, dengan menggunakan alat bantu gembor (emrat) agar air siramannya merata (http://cerianet-agricultur.blogspot.com/2008/12/budidaya-bayam.html).
g. Waktu Penyemprotan Pestisida
Jenis pestisida yang digunakan pada budidaya tanaman bayam secara organik adalah daun Mindi yang mengandung margosin, glikosdida flafonoid untuk mengendalikan ulat grayak dan kutu daun, Surian yang daun dan kulit batangnya berfungsi untuk mengendalikan hama ulat, tungau dan lain-lain. Sedangkan untuk mengendalikan penyakit bisa digunkan bunga Camomil (Chamaemelum spp). Pengaplikasian dengan menggunakan 60 cc untuk 1 lt air, disemprotkan ke tanaman yang terkena hama pada daun dan batangnya 1 minggu 1 kali (google search: pembuatan pestisida alami, Blog Lesman).
Penyemprotan dilakukan dengan menggunakan alat penyemprot berupa tangki sprayer. Cara penyemprotan yaitu jangan dilakukan ketika angin bertiup kencang dan jangan menentang arah datangnya angin. Jangan melakukan penyemprotan pada saat akan hujan dan sebaiknya dicampurkan bahan perekat. Waktu penyemprotan dilakukan pada pagi hari benar atau sore hari ketika udara masih tenang. Hal tersebut untuk menghindari matinya lebah atau serangga lainnya yang menguntungkan.
2.12. Hama dan Penyakit
a. Hama
1) Serangga ulat daun (Spodoptera Plusia Hymenia)
Gejala: daun berlubang - lubang. Pengendalian: pestisida / cukup dengan menggoyangkan tanaman.
2) Serangga kutu daun (Myzus persicae Thrips sp.)
Gejala: daun rusak, berlubang dan layu. Pengendalian: pestisida / cukup dengan menggoyangkan tanaman.
3) Serangga tungau (Polyphagotarsonemus latus)
Gejala: daun rusak, berlubang dan layu. Pengendalian: pestisida / cukup dengan menggoyangkan tanaman.
4) Serangga lalat (Liriomyza sp.)
Gejala: daun rusak, berlubang dan layu. Pengendalian: pestisida / cukup dengan menggoyangkan tanaman.
b. Penyakit
1) Rebah kecambah
Penyebab: cendawan Phytium sp. Gejala: menginfeksi batang daun maupun batang daun. Pengendalian: Fungisida
2) Busuk basah
Penyebab: cendawan Rhizoctonia sp. Gejala: adanya bercak - bercak putih. Pengendalian: sama dengan pengendalian penyakit rebah kecambah.
3) Karat putih
Penyebab: cendawan Choanephora sp. Gejala: menginfeksi batang daun dan daunnya. Pengendalian: sama dengan pengendalian penyakit rebah kecambah.
c. Gulma
Jenis gulma: rumput - rumputan, alang-alang. Ciri - ciri: tumbuh mengganggu tanaman budidaya. Gejala: lahan banyak ditumbuhi pemila liar. Pencegahan: herbisida.
2.13. Panen
a. Ciri dan Umur Panen
Ciri-ciri bayam cabut siap panen adalah umur tanaman antara 25 - 35 hari setelah tanam. Tinggi tanaman antara 15 - 20 cm dan belum berbunga. Waktu panen yang paling baik adalah pagi atau sore hari, saat suhu udara tidak terlalu tinggi.
b. Cara Panen
Cara panennya adalah dengan mencabut seluruh bagian tanaman dengan memilih tanaman yang sudah optimal. Tanaman yang masih kecil diberi kesempatan untuk tumbuh membesar, sehingga panen bayam identik dengan penjarangan.
c. Periode Panen
Panen pertama dilakukan mulai umur 25 - 30 hari setelah tanam, kemudian panen berikutnya adalah 3-5 hari sekali. Tanaman yang sudah berumur 35 hari harus dipanen seluruhnya, karena bila melampaui umur tersebut kualitasnya menurun atau rendah; daun - daunnya menjadi kasar dan tanaman telah berbunga.
d. Prakiraan Produksi
Produksi bayam per hektar dapat mencapai sekitar 22.630 kg.
e. Pascapanen
1) Pengumpulan
Pengumpulan dilakukan setelah panen dengan cara meletakkan di suatu tempat yang teduh agar tidak terkena sinar matahari langsung, karena dapat membuat daun layu.
2) Penyortiran dan Penggolongan
Penyortiran dilakukan dengan memisahkan bayam yang busuk dan rusak dengan bayam yang baik dan segar. Disamping itu juga penggolongan terhadap bayam yang daunnya besar dan yang daunnya kecil. Setelah itu diikat besar - besar maupun langsung degan ukuran ibu jari.
3) Penyimpanan
Penyimpanan untuk menjaga kesegaran bayam dapat diperpanjang dari 12 jam tempat terbuka (suhu kamar) menjadi 12 - 14 hari dengan perlakuan suhu dingin mendekati 0 derajat C, misalnya dengan remukan es.
4) Pengemasan dan Pengangkutan
Pengemasan (pewadahan) dalam telombong atau dedaunan yang digulungkan menyelimuti seluruh bagian bayam, sehingga terhindar dari pengaruh langsung sinar matahari. Pengangkutan ke pasar dengan cara dipikul maupun angkutan lainnya, seperti mobil atau gerobak.
5) Pencucian
Pencucian hasil panen pada air yang mengalir dan bersih, atau air yang disemprotkan melalui selang maupun pancuran.
6) Penanganan Lain
Bayam dapat diolah menjadi berbagai jenis masakan. Sewaktu memasak bayam ialah tidak boleh terlalu lama. Bayam cukup hanya direbus selama ± 5 menit. Memasak bayam terlalu lama akan menyebabkan daun-daunnya menjadi hancur (lonyoh), rasanya tidak enak, dan kandungan vitamin C nya menghilang (menguap)
(http://cerianet-agricultur.blogspot.com/2008/12/budidaya-bayam.html)
C. PERMASALAHAN SEPUTAR PERTANIAN ORGANIK
3.1. Penyediaan pupuk organik
Permasalahan pertanian organik di Indonesia sejalan dengan perkembangan pertanian organik itu sendiri. Pertanian organik mutlak memerlukan pupuk organik sebagai sumber hara utama. Dalam sistem pertanian organik, ketersediaan hara bagi tanaman harus berasal dari pupuk organik. Padahal dalam pupuk organik tersebut kandungan hara per satuan berat kering bahan jauh dibawah realis hara yang dihasilkan oleh pupuk anorganik, seperti Urea, TSP dan KCl.
3.2. Teknologi pendukung
Setelah masalah penyediaan pupuk organik, masalah utama yang lain adalah teknologi budidaya pertanian organik itu sendiri. Teknik bercocok tanam yang benar seperti pemilihan rotasi tanaman dengan mempertimbangkan efek allelopati dan pemutusan siklus hidup hama perlu diketahui. Pengetahuan akan tanaman yang dapat menyumbangkan hara tanaman seperti legum sebagai tanaman penyumbang Nitrogen dan unsur hara lainnya sangatlah membantu untuk kelestarian lahan pertanian organik. Selain itu teknologi pencegahan hama dan penyakit juga sangat diperlukan, terutama pada pembudidayaan pertanian organik di musim hujan.
3.3. Pemasaran
Pemasaran produk organik didalam negeri sampai saat ini hanyalah berdasarkan kepercayaan kedua belah pihak, konsumen dan produsen. Sedangkan untuk pemasaran keluar negeri, produk organik Indonesia masih sulit menembus pasar internasional meskipun sudah ada beberapa pengusaha yang pernah menembus pasar international tersebut. Kendala utama adalah sertifikasi produk oleh suatu badan sertifikasi yang sesuai standar suatu negara yang akan di tuju. Akibat keterbatasan sarana dan prasarana terutama terkait dengan standar mutu produk, sebagian besar produk pertanian organik tersebut berbalik memenuhi pasar dalam negeri yang masih memiliki pangsa pasar cukup luas. Yang banyak terjadi adalah masing-masing melabel produknya sebagai produk organik, namun kenyataannya banyak yang masih mencampur pupuk organik dengan pupuk kimia serta menggunakan sedikit pestisida. Petani yang benar-benar melaksanakan pertanian organik tentu saja akan merugi dalam hal ini.
Selama beberapa dasawarsa ini telah terjadi pergeseran pola dan system tanam pada masyarakat petani kita, sehingga terjadi perubahan dan kerusakan lingkungan yang bersifat global, tidak hanya pada tanah tetapi juga pada air dan udara. Dibawah ini merupakan beberapa pengaruh dari kerusakan lingkungan terhadap berbagai bidang, diantaranya:
a. Kesehatan
Akibat perubahan lingkungan , berdampak pula pada kesehatan manusia dimana daya tahan manusia terhadap penyakit semakin menurun, dan timbul jenis – jenis bakteri dan virus yang baru dan daya tahan bakteri dan virus baru tersebut relative meningkat terhadap obat.
b. Keadilan dan Perlindungan
Kalau dibandingkan dengan zaman dahulu , zaman sekarang terjadi penurunan terhadap kwalitas maupun kwantitas terhadap hasil dari tanaman, sehingga menimbulkan dampak terhadap pendapatan dari para petani, dimana terjadi peningkatan modal tapi tidak disertai dengan hasil yang memadai. Munculnya strain baru hama dan penyakit dari tanaman.
c. Finansial
Selama ini kita melihat keuntungan dari hasil panen petani tidak seluruhnya diterima oleh petani, hanya sekitar 20% - 30% hasil dari panen, yang lain menghilang begitu saja, hal ini diakibatkan oleh kurangnya modal para petani . Kurangnya bantuan berupa modal dan tehnologi dari pemerintah maupun kredit Bank.
Dari hasil pengamatan terhadap keempat hal diatas, kita dapat menyimpulkan apa penyebab perubahan semua itu, yaitu pengolahan lahan yang tidak sesuai dengan ketentuan, pemakaian pupuk dan penggunaan pestisida kimia yang tidak sesuai prosedur, kurang pengetahuan tentang kesehatan lingkungan (Disadur dari Lembaga Mitra Tani organik).
Mari Menanam Sayur Organik!
Kesadaran untuk hidup sehat membuat orang mulai mencari makanan organik. Saat ini dikota-kota besar sudah mulai banyak dijumpai gerai-gerai organik yang menjual sayuran, ayam, telur dll yang dipelihara dengan metoda organik, suatu metoda yang menghindari penggunaan pestisida, pupuk kimia, antibiotik dan hormon penumbuh.
Namun harga produk-produk organik masih dirasa mahal walaupun sebenarnya mahal itu relatif jika dibandingkan dengan biaya berobat.
Nah, bagaimana jika sayuran organik mulai ditanam dirumah sendiri. Tidak harus di tanah, bisa ditanam di pot. Alihkan hobi menanam bunga dengan menanam sayuran. Tentu tidak diberi pupuk kimia dan pestisida. Tanaman sayur organik bisa tumbuh cantik seperti tananam bunga yang sudah biasa kita tanam, dan kita masih mendapatkan nilai tambah manfaat sayur organiknya.
Namun harga produk-produk organik masih dirasa mahal walaupun sebenarnya mahal itu relatif jika dibandingkan dengan biaya berobat.
Nah, bagaimana jika sayuran organik mulai ditanam dirumah sendiri. Tidak harus di tanah, bisa ditanam di pot. Alihkan hobi menanam bunga dengan menanam sayuran. Tentu tidak diberi pupuk kimia dan pestisida. Tanaman sayur organik bisa tumbuh cantik seperti tananam bunga yang sudah biasa kita tanam, dan kita masih mendapatkan nilai tambah manfaat sayur organiknya.
Sayuran Organik vs. Sayuran Konvensional
Betulkah bahan pangan organik lebih bergizi? Beberapa penelitian memang membuktikan bahwa makanan yang dihasilkan dari pengolahan secara alami memiliki tingkat keamanan yang lebih tinggi dari produk makanan yang dihasilkan melalui pertanian yang menggunakan bahan kimia. Maraknya produksi makanan organik akhir-akhir ini memang terdorong oleh konsumen yang sadar akan hal tersebut. Apa saja nilai plusnya?
Plus 1: Lebih aman
Secara kasat mata sulit membedakan makanan organik dan nonorganik. Cara yang paling mudah dan pasti adalah dengan memperhatikan ada tidaknya label ’organik’ pada produk yang ingin Anda beli. Makanan organik diolah dengan cara yang sangat berbeda dibandingkan produk makanan konvesional. Tidak hanya bebas dari unsur-unsur kimia (pestisida, pupuk, hormon, obat-obatan), tetapi juga harus memenuhi persyaratan internasional yang sudah ditentukan. Di Barat, semakin banyak produk sayur dan buah-buahan segar berlabel organik. Juga dalam bentuk makanan olahan seperti sereal, makanan bayi, ataupun pasta organik. Bahkan hal ini sudah menjadi filosofi.
Meski banyak penelitian yang menunjukan bahwa residu pestisida pada sayur dan buah tersebut masih dalam batas aman, belum ada penelitian yang secara pasti menunjukan dampak komulatifnya. Beberapa masalah kesehatan yang merebak 50 tahun belakangan ini, diduga memiliki hubungan erat dengan diperkenalkannya penggunaan pestisida.
Dari kasus kanker payudara yang meningkat 40%, kanker prostat, rata-rata jumlah sperma pria yang menurun sampai 50%, sampai satu dari 150 bayi laki-laki yang baru lahir mengalami hypospadiasm (kejanggalan bentuk alat kelamin pria). Meski demikian sayur dan buah organik tidak terjamin bebas dari sumber penyakit (virus atau bakteri). Sayuran organik mempunyai resiko yang lebih tinggi menularkan penyakit bawaan, karena biasanya dicuci dengan air nonklorida. Air biasa dianggap tak mampu membunuh bakteri dan virus yang menempel pada sayuran dan buah.
Plus 2 : Kaya nutrisi
Beberapa penelitian menunjukan bahwa makanan organik memiliki kandungan nutrisi yang lebih tinggi dibanding produk konvensional. Penelitian yang diawasi oleh Chris Aleson, presiden The Organics Retailers and Growers Association of Australia menunjukan tingkat kalsium, pottasium, magnesium, sodium, zat besi dan seng pada sayuran organik 10% lebih tinggi.
Salah satu penyebab tingginya kandungan nutrisi pada produk organik adalah karena proses iradiasi yang dialami produk non organik. Sinar radiasi yang digunakan untuk mengawetkan produk konvensional selain membasmi kuman dan bakteri juga menghancurkan beberapa komponen molekul kimia dan mengubahnya menjadi radikal bebas.
Penelitian lain menunjukan kandungan vitamin A, B kompleks, C, E dan K pada sayuran yang diradiasi berkurang sampai 80%. Produk organik tidak memperkenankan teknik pengawetan dengan bahan-bahan kimia. Lagipula, hal ini memang tidak terlalu dibutuhkan. Beberapa petani organik bahkan mengaku bahwa sayuran organik lebih awet. Kandungan nutrisi yang tinggi juga merupakan akibat dari kondisi tanah pertanian organik yang lebih subur dan terpelihara. Pestisida yang digunakan di pertanian konvensional memusnahkan mikroba penghasil enzim-enzim vitamin yang dibutuhkan tanaman.
Cara Tepat Mengolah Sayur
Bagaimana bila bahan organik sulit didapatkan di tempat Anda? Mungkin Anda bisa sedikit terhibur dengan hasil riset terhadap selada, kol, bayam, wortel, buncis, dan caisin asal Cianjur, yang memperlihatkan penurunan kadar pestisida yang cukup signifikan setelah pengolahan. Pada bayam mentah misalnya, kadar propinebnya mencapai 0.0061 mg/kg. Setelah ditumis, kadarnya turun sampai 0.0027 mg/kg.
Pemanasan juga akan mengakibatkan dinding sel sayuran yang terdiri dari selulosa dan hemiselulosa rusak. Sehingga pestisida menjadi lebih mudah terlepas dan larut dalam air, sampai akhirnya diuapkan. Sebaliknya, penggunaan bumbu ternyata dapat meningkatkan kadar pestisida pada sayuran yang diolah.
Hal ini terlihat pada olahan sayuran kacang panjang, terong, wortel, buncis, dan caisin. Agaknya, bumbu yang digunakan juga mengandung residu pestisida. Umumnya tubuh kita dapat mentoleransi residu pestisida pada kadar tertentu. Untuk menghindari konsumsi residu pestisida berlebihan Sebaiknya Anda memperhatikan nilai ADI atau Acceptable Daily Intake. ADI untuk tiap jenis pestisida berbeda-beda. Untuk propineb misalnya, 0.007 mg/mg BB/hari.
Mentah vs Matang
Bayam
Baik dalam keadaan matang dan mentah. Bayam mentah mengandung lebih banyak folat. Yang dimasak lebih kaya beta koroten. Baik mentah maupun matang, bayam mengandung asam axalic, yang menahan penyerapan kalsium dan zat besi.
Bawang putih
Bagus dimasak, lebih baik makan mentah. Bawang putih mentah bekerja sebagai antibiotik tapi sulit dicerna lambung. Beberapa senyawa sulfur lebih potensial bila bawang putih disantap mehtah-mentah
Brokoli & kol
Baik dimakan mentah atau dimasak. Kedua sayuran ini mengandung senyawa sulfur yang dapat menyerang kanker; akan lebih potensial bila dimakan mentah. Bila dimasak, potensinya menghasilkan gas akan hilang dan dapat meningkatkan penyerapan zat besi.
Jamur
Dimasak. Jamur mentah mengandung racun hydrazines, yang akan hancur bila terpapar suhu panas. Jamur shiitake dan maitake yang sudah dimasak adalah sumber polysaccharides yang dapat melawan kanker.
Kentang & terong
Masak secara sempurna. Belum jelas apakah panas mempunyai efek terhadap solanine, zat racun yang banyak terdapat pada sayuran ini. Tapi proses pemasakan membuat tepungnya lebih mudah dicerna.
Seledri
Masak, atau makan seledri mentah dalam jumlah sedikit. Seledri mentah mengandung psorairens, yang dapat merusak sistem kekebalan tubuh, bila disantap dalam jumlah banyak.
Tomat
Baik dalam keadaan mentah maupun masak. Tomat mentah mengandung lebih banyak vitamin c, tetapi lycopene, antioksidan yang dapat melawan kanker, ikut larut saat dimasak.
Wortel
Bagus mentah, lebih baik dimasak. Wortel mentah mengandung banyak beta karoten, dengan memasaknya zat ini akan lebih mudah diserap tubuh.
Bawang Merah/Bawang Bombay
Baik dalam keadaan mentah maupun masak. Senyawa sulfur yang membantu pembuluh darah tetap bersih lebih kuat pada bawang mentah. Memasakjuga akan membebaskan quercetin, membuat tubuh lebih mudah untuk menggunakan flvonoid penangkal radikal bebas.
Plus 1: Lebih aman
Secara kasat mata sulit membedakan makanan organik dan nonorganik. Cara yang paling mudah dan pasti adalah dengan memperhatikan ada tidaknya label ’organik’ pada produk yang ingin Anda beli. Makanan organik diolah dengan cara yang sangat berbeda dibandingkan produk makanan konvesional. Tidak hanya bebas dari unsur-unsur kimia (pestisida, pupuk, hormon, obat-obatan), tetapi juga harus memenuhi persyaratan internasional yang sudah ditentukan. Di Barat, semakin banyak produk sayur dan buah-buahan segar berlabel organik. Juga dalam bentuk makanan olahan seperti sereal, makanan bayi, ataupun pasta organik. Bahkan hal ini sudah menjadi filosofi.
Meski banyak penelitian yang menunjukan bahwa residu pestisida pada sayur dan buah tersebut masih dalam batas aman, belum ada penelitian yang secara pasti menunjukan dampak komulatifnya. Beberapa masalah kesehatan yang merebak 50 tahun belakangan ini, diduga memiliki hubungan erat dengan diperkenalkannya penggunaan pestisida.
Dari kasus kanker payudara yang meningkat 40%, kanker prostat, rata-rata jumlah sperma pria yang menurun sampai 50%, sampai satu dari 150 bayi laki-laki yang baru lahir mengalami hypospadiasm (kejanggalan bentuk alat kelamin pria). Meski demikian sayur dan buah organik tidak terjamin bebas dari sumber penyakit (virus atau bakteri). Sayuran organik mempunyai resiko yang lebih tinggi menularkan penyakit bawaan, karena biasanya dicuci dengan air nonklorida. Air biasa dianggap tak mampu membunuh bakteri dan virus yang menempel pada sayuran dan buah.
Plus 2 : Kaya nutrisi
Beberapa penelitian menunjukan bahwa makanan organik memiliki kandungan nutrisi yang lebih tinggi dibanding produk konvensional. Penelitian yang diawasi oleh Chris Aleson, presiden The Organics Retailers and Growers Association of Australia menunjukan tingkat kalsium, pottasium, magnesium, sodium, zat besi dan seng pada sayuran organik 10% lebih tinggi.
Salah satu penyebab tingginya kandungan nutrisi pada produk organik adalah karena proses iradiasi yang dialami produk non organik. Sinar radiasi yang digunakan untuk mengawetkan produk konvensional selain membasmi kuman dan bakteri juga menghancurkan beberapa komponen molekul kimia dan mengubahnya menjadi radikal bebas.
Penelitian lain menunjukan kandungan vitamin A, B kompleks, C, E dan K pada sayuran yang diradiasi berkurang sampai 80%. Produk organik tidak memperkenankan teknik pengawetan dengan bahan-bahan kimia. Lagipula, hal ini memang tidak terlalu dibutuhkan. Beberapa petani organik bahkan mengaku bahwa sayuran organik lebih awet. Kandungan nutrisi yang tinggi juga merupakan akibat dari kondisi tanah pertanian organik yang lebih subur dan terpelihara. Pestisida yang digunakan di pertanian konvensional memusnahkan mikroba penghasil enzim-enzim vitamin yang dibutuhkan tanaman.
Cara Tepat Mengolah Sayur
Bagaimana bila bahan organik sulit didapatkan di tempat Anda? Mungkin Anda bisa sedikit terhibur dengan hasil riset terhadap selada, kol, bayam, wortel, buncis, dan caisin asal Cianjur, yang memperlihatkan penurunan kadar pestisida yang cukup signifikan setelah pengolahan. Pada bayam mentah misalnya, kadar propinebnya mencapai 0.0061 mg/kg. Setelah ditumis, kadarnya turun sampai 0.0027 mg/kg.
Pemanasan juga akan mengakibatkan dinding sel sayuran yang terdiri dari selulosa dan hemiselulosa rusak. Sehingga pestisida menjadi lebih mudah terlepas dan larut dalam air, sampai akhirnya diuapkan. Sebaliknya, penggunaan bumbu ternyata dapat meningkatkan kadar pestisida pada sayuran yang diolah.
Hal ini terlihat pada olahan sayuran kacang panjang, terong, wortel, buncis, dan caisin. Agaknya, bumbu yang digunakan juga mengandung residu pestisida. Umumnya tubuh kita dapat mentoleransi residu pestisida pada kadar tertentu. Untuk menghindari konsumsi residu pestisida berlebihan Sebaiknya Anda memperhatikan nilai ADI atau Acceptable Daily Intake. ADI untuk tiap jenis pestisida berbeda-beda. Untuk propineb misalnya, 0.007 mg/mg BB/hari.
Mentah vs Matang
Bayam
Baik dalam keadaan matang dan mentah. Bayam mentah mengandung lebih banyak folat. Yang dimasak lebih kaya beta koroten. Baik mentah maupun matang, bayam mengandung asam axalic, yang menahan penyerapan kalsium dan zat besi.
Bawang putih
Bagus dimasak, lebih baik makan mentah. Bawang putih mentah bekerja sebagai antibiotik tapi sulit dicerna lambung. Beberapa senyawa sulfur lebih potensial bila bawang putih disantap mehtah-mentah
Brokoli & kol
Baik dimakan mentah atau dimasak. Kedua sayuran ini mengandung senyawa sulfur yang dapat menyerang kanker; akan lebih potensial bila dimakan mentah. Bila dimasak, potensinya menghasilkan gas akan hilang dan dapat meningkatkan penyerapan zat besi.
Jamur
Dimasak. Jamur mentah mengandung racun hydrazines, yang akan hancur bila terpapar suhu panas. Jamur shiitake dan maitake yang sudah dimasak adalah sumber polysaccharides yang dapat melawan kanker.
Kentang & terong
Masak secara sempurna. Belum jelas apakah panas mempunyai efek terhadap solanine, zat racun yang banyak terdapat pada sayuran ini. Tapi proses pemasakan membuat tepungnya lebih mudah dicerna.
Seledri
Masak, atau makan seledri mentah dalam jumlah sedikit. Seledri mentah mengandung psorairens, yang dapat merusak sistem kekebalan tubuh, bila disantap dalam jumlah banyak.
Tomat
Baik dalam keadaan mentah maupun masak. Tomat mentah mengandung lebih banyak vitamin c, tetapi lycopene, antioksidan yang dapat melawan kanker, ikut larut saat dimasak.
Wortel
Bagus mentah, lebih baik dimasak. Wortel mentah mengandung banyak beta karoten, dengan memasaknya zat ini akan lebih mudah diserap tubuh.
Bawang Merah/Bawang Bombay
Baik dalam keadaan mentah maupun masak. Senyawa sulfur yang membantu pembuluh darah tetap bersih lebih kuat pada bawang mentah. Memasakjuga akan membebaskan quercetin, membuat tubuh lebih mudah untuk menggunakan flvonoid penangkal radikal bebas.
PROGRAM PEMBERDAYAAN PETANI
Sekarang petani merasa lega, perhatian pemerintah terhadap para petani luar biasa. Berbagai program telah dilakukan dalam rangka meningkatkan taraf hidup para petani. Wajar, karena memang mayoritas rakyat negeri ini adalah petani, ia mendapatkan perhatian lebih di banding yang lain.
Salah satu program yang terasa di kalangan petani adalah pembinaan terus menerus kepada petani melalui pemberdayaan kelompok tani. Dengan adanya kelompok, petani akan merasakan mamfaat yang tidak sedikit, mulai dari cara bercocok tanam, pengendalian hama sampai pada fasilitas keuangan mikro agrobisnis.
Insya Allah ke depan, kita yakin petani akan sampai pada tingkat kesejahteraan yang lebih baik. Mari laksanakan perubahan ke arah yang lebih baik. Jayalah petani!
Salah satu program yang terasa di kalangan petani adalah pembinaan terus menerus kepada petani melalui pemberdayaan kelompok tani. Dengan adanya kelompok, petani akan merasakan mamfaat yang tidak sedikit, mulai dari cara bercocok tanam, pengendalian hama sampai pada fasilitas keuangan mikro agrobisnis.
Insya Allah ke depan, kita yakin petani akan sampai pada tingkat kesejahteraan yang lebih baik. Mari laksanakan perubahan ke arah yang lebih baik. Jayalah petani!
MEFRI Penyuluh Pertanian Lapangan Panyalaian
Pak Mefri, begitu sebutan sehari-hari bagi Penyuluh Pertanian Lapangan Nagari Panyalaian Kec. X Koto Kab. Tanah Datar ini. Sosok pekerja keras dan familiar ini selalu setia mendampingi para petani, khususnya terasa bagi kami kelompok tani "Kapalo Koto" Jorong Koto Tuo. Terkadang ia harus menghabiskan waktunya sampai larut malam untuk membina dan menyampaikan penyuluhan kepada para petani, bahkan ketika sakitpun saat ada janji dengan petani, ia sempatkan juga untuk datang.
Sudah tidak terhitung telah berapa kali ia mendatangi kelompok tani kami, baik pada kegiatan karajo bagilia di lahan anggota maupun pada lahan kelompok, ia juga memfasilitasi kelompok tani melaksanakan pembuatan MOL (Mikro Organisme Lokal) dari bahan rebung dan tomat.
Alhamdulillah, dengan kemitraan Pak Mefri sekarang kelompok tani "Kapalo Koto" telah mempunyai lab sederhana di komplek kandang sapi Pak Mangkuto (salah satu anggota kelompok) dan siap mensukseskan program pengembangan sayur organik di kab. tanah datar. Sukses selalu...!
Sudah tidak terhitung telah berapa kali ia mendatangi kelompok tani kami, baik pada kegiatan karajo bagilia di lahan anggota maupun pada lahan kelompok, ia juga memfasilitasi kelompok tani melaksanakan pembuatan MOL (Mikro Organisme Lokal) dari bahan rebung dan tomat.
Alhamdulillah, dengan kemitraan Pak Mefri sekarang kelompok tani "Kapalo Koto" telah mempunyai lab sederhana di komplek kandang sapi Pak Mangkuto (salah satu anggota kelompok) dan siap mensukseskan program pengembangan sayur organik di kab. tanah datar. Sukses selalu...!
KUNJUNGAN SISWA PKL
Hari Selasa tanggal 10 Mei 2011, kelompok tani "Kapalo Koto" Panyalaian menerima kunjungan siswa PKL dari SMK Pertanian Pasaman Barat sebanyak 8 orang, 4 putra dan 4 putri. Penginapan untuk putri ditempatkan di rumah Tek Ad sedangkan putra di rumah Tek Dah, Insya Allah hari ini mereka mulai beraktifitas. Mereka telah berada di kec. X Koto lebih kurang 1 bulan, sebelumnya siswa PKL putra telah melakukan kegiatan di Nagari Aia Angek sedangkan yang putri di Pincuran Tinggi.
Semua anggota kelompok merasa senang dengan kunjungan siswa PKL ini dan berharap kunjungan ini bermamfaat baik bagi siswa PKL maupun bagi masyarakat petani di jorong Koto Tuo Panyalaian.
Terpilihnya kelompok tani "Kapalo Koto" Panyalaian sebagai lokasi PKL bagi siswa SMK Pertanian ini tidak lepas dari usaha dan kerja keras Pak Mefri Penyuluh Pertanian Nagari Panyalaian yang menyediakan waktunya sampai larut malam mengkoordinasikannya dengan segenap anggota kelompok bersama pemilik rumah. Salut untuk Pak Mefri....
Semua anggota kelompok merasa senang dengan kunjungan siswa PKL ini dan berharap kunjungan ini bermamfaat baik bagi siswa PKL maupun bagi masyarakat petani di jorong Koto Tuo Panyalaian.
Terpilihnya kelompok tani "Kapalo Koto" Panyalaian sebagai lokasi PKL bagi siswa SMK Pertanian ini tidak lepas dari usaha dan kerja keras Pak Mefri Penyuluh Pertanian Nagari Panyalaian yang menyediakan waktunya sampai larut malam mengkoordinasikannya dengan segenap anggota kelompok bersama pemilik rumah. Salut untuk Pak Mefri....
Kamis, 28 April 2011
PEMBUATAN MOL (MIKRO ORGANISME LOKAL)
Selasa 26 April 2011 yang lalu Kelompok Tani "Kapalo Koto" Koto Tuo Panyalaian membuat MOL (Mikro Organisme Lokal) dengan bahan baku utama Rebung dan Tomat di Labor Kelompok. Istruktur kegiatan ini adalah Pak Wardi Penyuluh Pengendali Hama Kecamatan dan Pak Mefri Penyuluh Pertanian untuk Nagari Panyalaian serta 2 orang siswa PKL dari SMK Pasaman Barat dan dihadiri oleh seluruh anggota kelompok. Dalam kesempatan itu kelompok tani kapalo koto juga mendapat kunjungan dari Tim Survey Pengembangan sayur organik dari Dinas Pertanian Kab. Tanah Datar yang dipimpin oleh Pak Ali Umar Koordinator PHP dan Ali Imran Kabid Tanaman Pangan dan Holtikultura. Kelompok tani "kapalo Koto" yang diketuai oleh Z. St. Intan Sampono merasa berterimakasih atas perhatian dan motifasi yang disampaikan oleh Tim dan berharap untuk masa akan datang pembinaan bagi para petani semakin meningkat.
Selasa, 29 Maret 2011
PROGRAM PEMBERDAYAAN PETANI, MASIH ADAKAH?
Fakta tak terbantahkan bahwa petani di negara ini masih berada pada level terbawah tingkat kesejahteraan ekonominya dan status sosialnya. Hal ini semakin miris ketika kita menyaksikan berita tentang langka dan mahalnya harga pupuk, sulitnya mendapatkan bantuan modal usaha dan terbatasnya alternatif pemasaran. Di sisi lain kita juga menyaksikan adanya petani yang kembali dari pasar tanpa membawa uang sepersenpun karena hasil tanamannya tidak terjual, mukanya pucat dan keningnya berkerut, ia tak mampu membayar uang dan buku sekolah anak-anaknya.
Di sisi lain pola dan cara petani dalam mengolah dan merawat tanamannya tidak banyak mengalami kemajuan, mereka lebih suka bekerja dan mengolah lahannya secara sendiri-sendirian dengan segala keterbatasan alat-alat pertanian.
Dari tahun ke tahun pemerintah telah berupaya mengangkat derajat para petani dengan berbagai program, namun kesejahteraannya belum juga membaik. Agaknya petani butuh diberdayakan, salahsatunya binalah dan berdayakanlah kelompok tani dengan sebaik-baiknya karena memang petani butuh program pemberdayaan.
Di sisi lain pola dan cara petani dalam mengolah dan merawat tanamannya tidak banyak mengalami kemajuan, mereka lebih suka bekerja dan mengolah lahannya secara sendiri-sendirian dengan segala keterbatasan alat-alat pertanian.
Dari tahun ke tahun pemerintah telah berupaya mengangkat derajat para petani dengan berbagai program, namun kesejahteraannya belum juga membaik. Agaknya petani butuh diberdayakan, salahsatunya binalah dan berdayakanlah kelompok tani dengan sebaik-baiknya karena memang petani butuh program pemberdayaan.
Jumat, 25 Maret 2011
ORGANISASI KELOMPOK TANI "KAPALO KOTO" PANYALAIAN
Semenjak dikukuhkan oleh Wali Jorong Koto Tuo Nagari Panyalaian, kelompok tani "kapalo Koto" sedikit demi sedikit mulai berbenah diri. Tahap awal menata organisasi dengan cara melengkapi struktur kepengurusan dan administrasi. Alhamdulillah, sekarang kelompok tani "Kapalo Koto" telah memiliki struktur organisasi yang dilengkapi dengan beberapa seksi dan tata kelola admin, seperti Buku Induk Anggota, Daftar Hadir, Daftar Kegiatan, AD ART, Risalah Rapat, Surat Keluar. Saat sekarang kami melakukan registrasi lahan anggota dan lahan kelompok sesuai arahan dari Dinas Pertanian Provinsi. Insya Allah beberapa hari akan datang dapat diselesaikan. Dari segi pendanaan, kelompok ini saat sekarang masih swadana anggota. Seandainya diantara dermawan ada yang ingin memberikan bantuan alat-alat pertanian seperti mesin pemotong rumput atau mesin bajak, sebagai shadaqah jariyah, kami dengan senang hati menerimanya, Insya Allah akan dipergunakan untuk pengembangan ekonomi umat melalui sektor pertanian masyarakat pedesaan.
KOMITMEN PENGEMBANGAN SAYUR ORGANIK
Kelompok Tani "Kapalo Koto' Panyalaian telah berkomitmen mengembangkan sayur organik. Hal ini telah dinyatakan ketika tim survey Dinas Pertanian Kab. Tanah Datar berkunjung ke lokasi lahan kelompok. Pada saat itu telah pula disampaikan kepada seluruh anggota tentang syarat-syaratnya, salahsatunya mampu menyediakan lahan 1 ha dan dan mempunyai keorganisasian yang solid.
Peluang tersebut telah pula direspon secara positif dan pengurus telah menyampaikan proposal pengembangan sayur organik ini kepada Dinas Pertanian Kab. Tanah Datar melalui Penyuluh Pertanian Nagari Panyalaian Bapak Mefri pada hari Rabu,tanggal 23 Maret 2011 bertepatan dengan kegiatan penyuluhan yang langsung disampaikan Narasumber dari Dinas Pertanian Prov. Sumatera Barat di Koto Baru. Harapan kami segenap anggota kelompok tani "Kapalo Koto", pilihan Dinas Pertanian jatuh kepada kelompok kami sebagai pelaksana proyek percontohan pengembangan sayur organik. Semoga....
Peluang tersebut telah pula direspon secara positif dan pengurus telah menyampaikan proposal pengembangan sayur organik ini kepada Dinas Pertanian Kab. Tanah Datar melalui Penyuluh Pertanian Nagari Panyalaian Bapak Mefri pada hari Rabu,tanggal 23 Maret 2011 bertepatan dengan kegiatan penyuluhan yang langsung disampaikan Narasumber dari Dinas Pertanian Prov. Sumatera Barat di Koto Baru. Harapan kami segenap anggota kelompok tani "Kapalo Koto", pilihan Dinas Pertanian jatuh kepada kelompok kami sebagai pelaksana proyek percontohan pengembangan sayur organik. Semoga....
Senin, 21 Maret 2011
MAJU BERSAMA KELOMPOK TANI
Alahamdulillah, kelompok tani "kapalo koto" jorong Koto Tuo Nagari Panyalaian telah terbentuk sebagai wadah bagi para petani untuk meningkatkan kesejahteraan dan wawasan sekitar pertanian dan peternakan. Kelompok tani ini diketuai oleh Z. St Intan Sampono dengan sekretarisnya Wahyu Salim St. Rangkayo Batuah. Visi kelompok tani ialah wujudkan petani bahagia sejahtera di bawah redha Allah SWT. Misinya yaitu:
1. Meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaan petani
2. Meningkatkan produktifitas hasil pertanian melalui bantuan modal usaha
3. Meningkatkan wawasan dan ilmu pertanian secara tiori dan praktek
4. Mencari rekanan dan bapak angkat untuk penyediaan sarana dan prasarana pertanian dan pemasaran
5. Berkomitmen mengembangkan sayur organik.
Diantara kegiatan yang telah dilakukan:
1. Wirid pengajian kelompok tani
2. Gotong royong menggarap lahan secara bergantian pada lahan anggota dan lahan kelompok setiap hari Kamis
3. Menerima bantuan modal usaha melalui LKMA Badunsanak Panyalaian
4. Menerima kunjungan Dinas Pertanian Kab. Tanah Datar dan Penyuluh Pertanian Lapangan Nagari Panyalaian
5. Kegiatan sosial bagi anggota kemalangan.
Kepada para dunsanak yang berada di Jorong Koto Tuo Nagari Panyalaian, silahkan bergabung dengan Kelompok tani ini, Insya Allah dengan kebersamaan kita raih redha ilahi dunia dan akhirat
1. Meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaan petani
2. Meningkatkan produktifitas hasil pertanian melalui bantuan modal usaha
3. Meningkatkan wawasan dan ilmu pertanian secara tiori dan praktek
4. Mencari rekanan dan bapak angkat untuk penyediaan sarana dan prasarana pertanian dan pemasaran
5. Berkomitmen mengembangkan sayur organik.
Diantara kegiatan yang telah dilakukan:
1. Wirid pengajian kelompok tani
2. Gotong royong menggarap lahan secara bergantian pada lahan anggota dan lahan kelompok setiap hari Kamis
3. Menerima bantuan modal usaha melalui LKMA Badunsanak Panyalaian
4. Menerima kunjungan Dinas Pertanian Kab. Tanah Datar dan Penyuluh Pertanian Lapangan Nagari Panyalaian
5. Kegiatan sosial bagi anggota kemalangan.
Kepada para dunsanak yang berada di Jorong Koto Tuo Nagari Panyalaian, silahkan bergabung dengan Kelompok tani ini, Insya Allah dengan kebersamaan kita raih redha ilahi dunia dan akhirat
Langganan:
Komentar (Atom)